Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan di Beijing pada hari Rabu (6/6) bahwa pergantian rezim di Suriah, di mana rezim Bashar Assad akan menghadapi kampanye protes massa dengan penindasan, sehingga hal ini dapat menyebabkan “bencana”.
Lavrov mengatakan bahwa (kelompok oposisi) yang berada di luar Suriah menyerukan masyarakat internasional supaya semakin menekan rezim Assad dan hatinya. Ia menambahkan bahwa “Hal ini mendatangkan risiko yang besar dan dapat menyebabkan daerah tersebut menjadi sarang bencana”.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov, pada hari Selasa (5/6) membantah keabsahan laporan bahwa Rusia sedang melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat terkait penggulingan Presiden Suriah Bashar Assad, sehubungan dengan delegasi dari Departemen Luar Negeri AS yang akan bertolak ke Moskow pekan ini untuk membahas krisis di Suriah.
Bogdanov mengatakan pada kantor berita Rusia “Novosti” bahwa Rusia tidak melakukan perundingan dengan Amerika Serikat tentang penggulingan Presiden Suriah Bashar Assad dari kekuasaan. Bahkan ia menekankan dengan mengatakan “Kami tidak melakukan perundingan apapun dalam hal ini”.
Sementara surat kabar “New York Times” melaporkan pada tanggal 27 Mei lalu bahwa pemerintah Presiden Barack Obama tengah berusaha menyakinkan Rusia untuk solusi krisis Suriah berdasarkan pada pengalaman di Yaman, dimana Presiden Ali Abdullah Saleh digulingkan dari kekuasaan, tetapi orang-orangnya yang ada di pemerintahnya tetap dalam kekuasaan (alquds.co.uk, 6/6/2012).