Partai Nasional Demokrat memberikan bantuan dana kampanye sebesar Rp 5-10 miliar kepada calon legislatornya. Program insentif yang merupakan implikasi sistem politik berbasis electoral multipartai ekstrim itu, dibuat untuk siasati rendahnya popularitas di daerah.
“Karena berbasis electoral, maka menjadi penting bagi caleg mempunyai modal untuk membangun popularitas melalui kampanye di daerah pemilihannya,” kata Burhanudin Muhtadi, pengamat politik dari LSI kepada detikcom, Sabtu (9/6/2012).
Rumus bagi seorang caleg memperbesar peluang elektabilitasnya adalah iklan yang gencar di media massa ditambah strategi kampanye yang masif. Kegiatan tersebut tentu saja membutuhkan sumber daya besar yang belum tentu dimiliki oleh caleg bersangkutan meski dirinya adalah tokoh masyarakat yang populer di daerahnya.
Celah tersebut yang dilihat petinggi NasDem sebagai peluang mendongkrak elektabilitasnya secara nasional sebagai parpol baru yang belum mempunyai basis massa sekuat PDIP, Golkar dan partai besar lainnya. Bukan rahasia bahwa untuk urusan sebaran iklan di tingkat nasional, NasDem tidak menghadapi kesulitan sebab mempunyai jaringan media massa yang luas.
Tapi di tingkat lokal yang merupakan unjung tombak perolehan suara, NasDem belum memiliki jaringan yang dapat diandalkan. Di dalam keperluannya mendongkrak elektabilitasnya di daerah, NasDem memodali caleg-calegnya menggencarkan kampanye di daerah pemilihan masing-masing.
“Jadi untuk sapuan nasional melalui iklan di media massa dan sapuan lokal mengandalkan modal besar sehingga calegnya lebih mengakar di masyarakat,” analisa Burhanudin Muhtadi. (detik.com, 9/6/2012)