Tangerang, HTI Press. Dai mantan rocker Ustadz Hari Moekti menyatakan bendera hitam bertuliskan dua kalimat syahadat (raya’) adalah bendera seluruh kaum Muslimin sedunia.
“Itu bukan bendera Hizbut Tahrir, itu bukan bendera teroris, itu bendera seluruh kaum Muslimin sedunia!” ujarnya dalam acara Majelis Ukhuwwah Hizbut Tahrir bersama Umat, Ahad (10/6) di Masjid Baiturraham Komplek Perdagangan, Ciledug, Tangerang, Banten.
Untuk mempertahankan agar bendera tersebut tetap berkibar, lanjutnya, Rasulullah SAW sampai berdarah-darah berperang melawan kaum kafir yang ingin meruntuhkannya. Kemudian bendera tersebut dipertahankan tetap berkibar oleh para khalifah selama 1400 tahun hingga runtuhnya khilafah Islam pada 28 Rajab 1342 H/3 Maret 1924 M.
“Sekarang kaum Muslimin benderanya terpecah menjadi lebih dari 57 negara, kaum Muslimin di Arab benderanya menjadi hijau dan ada pedang meski tetap bertuliskan dua kalimat syahadat, di Indonesia menjadi merah putih,” ungkapnya sedih.
Namun, tiba-tiba suaranya kembali menggelegar. “Namun sekarang sudah ada kelompok dakwah yang memperjuangkan kembali bersatunya seluruh kaum Muslimin dalam satu bendera hitam bertuliskan Lailahaillallah Muhammadarrasulullah,itulah Hizbut Tahrir“ pekiknya.
Di hadapan sekitar 750 jamaah yang hadir, sosok yang pernah naik daun sebagai rocker tahun 1980-1990-an ini menyatakan para aktivis Hizbut Tahrir lah yang telah menyadarkannya hingga ia tobat dan turut berjuang untuk menegakkan kembali institusi yang akan mengibarkan kembali raya’ dan liwa (bendera putih bertuliskan dua kalimat syahadat) yakni khilafah.
Untuk menyadarkan kaum Muslimin lainnya di Indonesia agar kembali bersatu di bawah kibaran raya dan liwa, Hari Moekti pun keliling berbagai pelosok Nusantara. “Di antaranya, bersama Ustadz Fadlan ke Suku Asmat di Papua, bersama BWA ke Suku Dayak Kalimantan,” ungkapnya.
Dalam majelis bulanan yang digelar DPC Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ciledug tersebut hadir pula sebagai pembicara: Dr Mawardi, MSc (Peneliti Teknik Hamburan Neutron BATAN Puspitek Serpong) dan KH Shoffar Mawardi (Pengasuh Ma’had Daarul Muwahhid, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat). [] Joko Prasetyo