Jumlah korban tewas AS dalam perang hampir 11 tahun di Afghanistan melampaui 2.000 dengan kematian seorang kopral marinir dalam bentrokan dengan Taliban, demikian diumumkan Pentagon, Kamis.
Situs independen icasualties.org, yang mencatat laporan-laporan korban dari Operasi Kebebasan Abadi yang diluncurkan pada Oktober 2001, menyebut jumlah kematian AS 2.008, lapor AFP.
Lebih dari 150 prajurit AS tewas sejak awal tahun ini. Korban terakhir adalah kopral marinir yang tewas pada Rabu.
Pasukan AS mengalami kehilangan terbesar pada 2010, ketika 499 prajurit tewas. Pada 2011, prajurit AS yang tewas di Afghanistan mencapai 414.
Lebih dari 90.000 prajurit AS masih ditempatkan di Afghanistan, dan jumlah itu dijadwalkan berkurang menjadi 68.000 dalam beberapa bulan mendatang, sebagai bagian dari penarikan yang diperintahkan Presiden Barack Obama.
Pasukan AS berperang bersama sekitar 40.000 prajurit koalisi internasional di bawah komando NATO. Sedikitnya 1.039 prajurit NATO juga tewas di Afghanistan, termasuk 418 prajurit Inggris dan 87 Prancis.
Presiden Hamid Karzai dan negara-negara Barat pendukungnya telah sepakat bahwa semua pasukan tempur asing akan kembali ke negara mereka pada akhir 2014, namun Barat berjanji memberikan dukungan yang berlanjut setelah masa itu dalam bentuk dana dan pelatihan bagi pasukan keamanan Afghanistan.
Pada Oktober, Taliban berjanji akan berperang sampai semua pasukan asing meninggalkan Afghanistan.
Gerilyawan meningkatkan serangan terhadap aparat keamanan dan juga pembunuhan terhadap politikus, termasuk yang menewaskan Ahmed Wali Karzai, adik Presiden Hamid Karzai, di Kandahar pada Juli dan utusan perdamaian Burhanuddin Rabbani di Kabul bulan September.
Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.
Jumlah warga sipil yang tewas meningkat secara tetap dalam lima tahun terakhir, dan pada 2011 jumlah kematian sipil mencapai 3.021, menurut data PBB.
Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan pada 2010, yang menjadikan kurun waktu itu sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.
Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah Kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.
Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.
Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer.(ANTARA, 15/6/2012)