Noorsy: Chatib, Rudy dan Firmanysah Perkokoh Kabinet Neolib

HTI Press, Jakarta. Terpilihnya Chatib Basri sebagai Kepala BKPM, Rudy Rubiandini sebagai Wamen ESDM dan Firmansyah sebagai staf khusus presiden dinilai Pengamat Kebijakan Publik Ichsanuddin Noorsy, perkokoh Kabinet Neolib.

“Ada tiga yang memperkokoh kabinet neolib, masuknya Chatib Basri, Rudy Rubiandini dan Firmansyah sebagai staf khusus presiden,” ujarnya kepada media umat.com, Sabtu (16/6) di Jakarta.

Jejak Chatib

Menurut Noorsy, Chatib pernah menjadi staf khususnya Sri Mulyani ketika Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan. Pernah juga di Komite Ekonomi Nasional. Bahkan pada saat Chatib Basri menjadi narasumber di Pansus Bank Century dengan menyatakan diri sebagai akademisi, sesungguhnya dia sudah menjadi staf ahli Menkeu.

“Artinya, jelas dia dipakai oleh Demokrat untuk membela kebijakan Sri Mulyani atau lebih tepatnya Partai Demokrat. Kalau kali ini dia dipakai SBY, dia memang pembela Demokrat lebih tepatnya pembela neolib,” ungkap Noorsy.

Pada Nov 2007, lanjut Noorsy, Chatib bersama Faisal Basri dan Umar Juoro adalah ekonom yang membela Pemerintah di Mahkamah Konstitusi dalam soal Judicial Review UU No. 25/2007 tentang Penanaman Modal. Dengan UU ini malah membuktikan bahwa Indonesia makin konsisten menegakkan prinsip-prinsip ekonomi neoliberal.

“Dengan demikian terbukti siapa Chatib dan bagaimana karakter kabinet Indonesia bersatu yang sekarang ini,” ungkapnya.

Menariknya, lanjut Noorsy, pada saat off air talk show di Trans TV dalam kasus penjualan Indosat, dia mengatakan pada Noorsy, “Kantongi nasionalismemu!”

Jejak Rudy

Noorsy pun meyatakan bahwa Rudy pernah dipakai untuk persoalan krisis lumpur Lapindo, pernah dipakai di BP Migas. “Saya pernah satu forum dengan yang bersangkutan beberapa kali dia mengatakan kebijakan energi mesti bertumpu pada mekanisme pasar bebas,” ujarnya.

Jejak Firmansyah

Dia, lanjutnya, dekan FE UI yang disebut profesor termuda lulusan Perancis. Ketika dua kali satu forum dengannya, Noorsy mencium dia tetap neoliberal walau pun tidak sekental teman-temannya yang lain.

Waktu di forum Perbanas, dia membenarkan pasar bebas pada masyarakat ASEAN. Pada forum menjadi panelis pemilihan ketua Hipmi dia juga membenarkan kapitalisme korporasi. Jadi cara-cara berfikir dia itu corporate capitalism atau corporatizm.[] Joko Prasetyo

One comment

  1. kasihan inoorsy idenya dan nasionalismenya tidak dipakai dalam demokrasi, mending jadi pejuang khilafah maka ide2nya bisa terealisasi. Allahuakbar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*