HTI-Press. Makasar. Usia boleh senja, namun semangat tetap membaja. Kira-kira begitulah pomeo yang cocok untuk menggambarkan sosok Syamsuddin Dg. Gading. Lelaki kelahiran 12 April 1933 ini menjalani pekerjaan sehari-harinya sebagai seorang petani di Bontomajannang, Galesong Utara Kab. Takalar Sulawesi Selatan.
Kehadirannya di arena Konferensi Tokoh Umat 1433 H Sulsel (17/6) cukup menyita perhatian seluruh peserta konferensi. Pekikan takbirnya paling menyolok diantara peserta yang ada.
Tiada henti, hampir disetiap momen, bahkan sesekali tampil berdiri sendiri mengomandoi peserta untuk bertakbir. Menempati kursi peserta di barisan agak belakang, jauh dari panggung utama, ia menuruni anak tangga, mendekat ke stand mikropon khusus untuk peserta.
Saat di buka sesi diskusi, ia pun tak menyia-yiakan kesempatan untuk angkat bicara. Selepas itu, ia kembali ke tempat duduknya, naik menapaki satu per satu anak tangga, sambil sesekali ia memekikkan takbir.
“Saya hadir di acara ini karena diberitahukan teman-teman, sudah lama saya menunggu acara seperti ini” jawabnya ketika ditanyakan tentang alasan kehadirannya di konferensi.
Lebih lanjut, Syamsuddin yang juga mantan anak buah Kahar Muzakkar ini mengutarakan bahwa ia sejak disekolah dasar mengetahui bahwa dalam Al- Qur’an ada kewajiban untuk menjalankan syariat-syariat Allah. Adapun tentang perjuangan Hizbut Tahrir, ia mengetahuinya sudah 3 tahun terakhir.
“Saya kenal dengan Hizbut Tahrir baru 2 atau 3 tahun ini kalau tidak salah ingat waktu di karebosi (Konferensi Rajab tahun 2010 red.)” jelas anggota sepuh di organisasi Muhammadiyah ini.
Lebih lanjut, ia mengaku sering memberikan pemahaman Islam ke teman-temannya sesama petani tentang kewajiban menjalankan syariat Islam dan pentingnya berjuang bersama Hizbut Tahrir .
” kepada petani langsung saja saya berikan penjelasan tentang agama, bahwa Hizbut Tahrir ini memperjuangkan syariat Islam yang sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah. Jika kita mendukung perjuangan yang benar maka kita akan selamat dunia dan akhirat, itulah kunci besarnya “ papar Syamsuddin.
Menyinggung soal penguasa sekarang, menurutnya, apa yang telah dilakukan penguasa saat ini sudah sangat bertentangan dengan perintah Allah yang ada dalam Al-Quran. Meskipun demikian, apa boleh buat karena sistem ini sudah terlanjur jalan, tinggal kita yang dibelakang ini mesti memperbaikinya.
“ Perubahan Itu tergantung dari kemauan kawan-kawan. Kalau sekarang anda mau merubah diri itu, perubahan bisa terjadi “ pesan beliau [ ] Aulia Yahya/Iton Roy
Subhanallah… Walhamdulillah wala Ilaha Illallah Wallahu Akbar! Ya Rosulullah SAW… kami generasi di akhir dunia yang lahir jauh jarak waktunya denganmu 1400 th lebih ini senantiasa berharap bisa berjumpa denganmu di Syurga Allah SWT nanti saat kami meninggalkan dunia ini. Ya Allah… Meski usia kami semakin menua dan senja, namun semangat kami dalam menggapai ridho-Mu dan berjuang menegakkan Khilafah akan semakin menguat dan membaja… Amin ya Mujibassailiin.
Subhanallah!!! maka malulah kami orang2 muda.
Allahu Akbar!!