Hizbut Tahrir Indonesia Melanjutkan Kehidupan Islam
HTI Press. Jakarta. Dengan wajah ceria para tokoh dari berbagai kalangan berbondong-bondong menghadiri Konferensi Tokoh Umat (KTU), Kamis (21/6) pagi di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta. Menurut panitia, sekitar 4600 kiai, ustadz, mubalighah, politisi, pengusaha, akademisi se-Jabodetabek dan sekitarnya sampai tadi malam menyatakan komitmennya untuk hadir pada acara yang diselenggarakan oleh DPD I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jakarta tersebut. Di antaranya adalah Rokhmin Dahuri, Joserizal Jurnalis, Yosmardin, Ahmad Daryoko, Irena Handono dan Nurdiati Akma.
“Saya hadir ke acara ini karena Allah, diniatkan untuk ibadah, agar bisa berbagi, seperti sudah kita ketahui bersama aturan buatan manusia seperti kapitalisme dan lainnya telah gagal, mudah-mudahan dengan kehadiran komponen umat dalam KTU ini memperkuat dakwah untuk tegaknya kembali aturan hidup dari Allah SWT,” ujar Rokhmin Dahuri, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan.
Menurut Tisna, Ketua Pelaksana Konferensi, konferensi yang bertema Khilafah, Model Terbaik Negara yang Menyejahterakan ini digelar untuk menggalang dukungan para tokoh agar turut berjuang menegakkan kembali sistem pemerintahan yang diwajibkan Allah SWT, yakni khilafah.[] Joko Prasetyo
alhamdulillah. tahniah kepada panitia dan peserta atas suksesnya acara KTU 1433 Jakarta. semoga nasrullah semakin dekat, amin
Allahu Akbar… begitu luar bias pendapat sekaligus komentarnya pak prof, Dr. Rokhmin Daruri tsb. semoga ini menjadi pertanda dekatnya nasrullah
saya terkesan dengan hutan kita apabila ditebang dlm 1hektar 20 pohon maka indonesia akan punya pendapatan RP 800 triliun /tahun…ALLAHU AKBAR…hanya dlm 3th utang negara lunas ,mdh2an syariah berlaku di negri kami ..amien.
Setuju…! Hanya orang2 munafik yang menolak Syari’ah & Khilafah. Semoga barisan pejuang semakin merapat dengan banyaknya orang2 yang tercerahkan melalui konferensi
ALLAHU AKBAR…..beitu luar biasa takbir bergema setiap menit ketika dikumandangkan 4500 tokoh pertanda menyetujui sistem khilafah.