Dalam pertemuan terbuka dan sekaligus langka, pemimpin Partai Salafi an-Nur Dr Imad Abdul Ghafur menyambut delegasi Kongres AS yang tengah mengunjungi Mesir sebagai pengamat pemilihan presiden putaran kedua yang sedang berlangsung saat ini.
Menurut situs berita “islammemo.cc” bahwa pertemuan yang berlangsung dua hari sebelumnya itu, dilakukan di kantor partai, di salah satu pinggiran Kairo , untuk membicarakan tentang pemilihan presiden, dan pengadilan presiden yang digulingkan, Husni Mubarak, dan situasi ekonomi yang tengah menimpa Mesir.
Abdul Ghafur mengatakan kepada delegasi Kongres bahwa “Jarum jam tidak akan kembali ke belakang. Rakyat Mesir tidak akan kembali pada kondisi sebelum revolusi, siapa pun pemenangnya dalam pemilihan presiden.”
Abdul Ghafur menegaskan kepada delegasi Amerika bahwa “Partainya tidak akan menerima otoritas mutlak untuk presiden berikutnya, seperti yang terjadi pada rezim sebelumnya, di mana presiden sebelumnya menguasai semua persoalan, mulai dari pengangkatan gubernur dan menteri, sampai mereka yang menjadi sekretaris presiden,” katanya.
Abdul Ghafur mencatat bahwa “Buah terbesar dari Revolusi Januari adalah partisipasi rakyat Mesir yang sangat besar dalam pemilihan presiden, dimana rakyat yang berpartisipasi jumlahnya lebih dari 24 juta pemilih, berbeda dengan pemilu sebelumnya, dimana partisipasi rakyat hanya jutaan saja.”
Pertemuan ini merupakan pertemuan langka yang mengumpulkan para diplomat AS dengan kekuatan politik Mesir dari kelompok Salafi. Dan pada saat itu juga telah berlangsung sejumlah pertemuan dengan kekuatan Islam lainnya yang dipimpin oleh Ikhwanul Muslimin.
Sesungguhnya, sejumlah pertemuan memalukan yang dilakukan oleh para pemimpin yang mengklaim kelompok Islam ini, dengan para delegasi AS, tidak menunjukkan kecuali tingkat kemunduran politik dan kemerosotan intelektual yang tengah diderita oleh para pemimpin itu.
Sejak kapan partai-partai Islam bermain mata dengan musuh-musuh umat, seperti Amerika. Bahkan melakukan pertemuan secara terbuka dengan para delegasi mereka?
Sejak kapan para pemimpin Islam meminta aspirasi musuh-musuh umat untuk solusi-solusi persoalan terbaru di negeri-negeri kaum Muslim?
Sungguh, sejumlah pertemuan yang mencurigakan ini, sebenarnya hanya aib di kening para pemimpin tersebut. Bahkan ini merupakan pengkhianatan politik terbesar yang dilakukan oleh pimpinan Partai Salafi an-Nur di Mesir, dan semua pemimpin yang menempun cara-cara memalukan seperti ini.
Seharusnya para pemimpin Islam memberi semangat rakyat untuk melawan Amerika, serta melarang secara mutlak para tokoh dan pemimpin untuk bertemu dengan kaum kafir dan para delegasinya, dan tidak memberi mereka kesempatan untuk masuk ke negeri kita, kecuali mengkhinakan mereka, karena mereka adalah musuh sehingga tidak kasih sayang dengan mereka dengan dalih atau alasan apapun.
Sumber: al-aqsa.org, 16/06/2012.