“Mungkin kita perlu ‘Kristallnacht’ yang lain … kali ini untuk masjid.” Tweet itu dikirim dari akun Alexander Müller, seorang anggota Volkspartei Schweizerische (SVP), sebuah partai sayap kanan populis. Kristallnacht, atau Night of Broken Glass, adalah nama yang diberikan bagi malam yang terkenal di tahun 1938, ketika Nazi menghancurkan ribuan rumah-rumah ibadat bersama dengan bisnis dan rumah-rumah milik orang Yahudi di Jerman dan Austria. Hal ini dipandang oleh para sejarawan sebagai awal terjadinya Holocaust.
Menurut 20 Minuten Online, kantor kejaksaan Zurich sedang berusaha untuk melakukan penyelidikan, menurut konfirmasi dari juru bicaranya Corinne Bouvard. “Ada kemungkinan bahwa tweet itu melanggar UU anti-rasisme,” katanya.
Müller membantah telah mengirim tweet yang sekarang telah dihapus itu. Namun, melihat pada status lain dan blog lain ada keraguan atas penolakannya. Dia dituduh menolak integrasi, mengolok-olok sebuah kontes kecantikan Arab Saudi, dan berbicara tentang Islamisasi di Swiss, dengan mengatakan bahwa umat Islam telah “mengotori” negara dengan masjid dan menara. (worldcrunch.com, 26/6/2012)