بسم الله الرحمن الرحيم
Tadarruj (Bertahap)
Seruan pentahapan (tadarruj) bukan berasal dari Islam. Ide tadarruj merupakan ide baru yang dibuat-buat yang ada pada diri kaum Muslim hasil dari keterpengaruhan mereka dengan ide barat. Adapun justifikasi seruan tadarruj pada diri penyerunya adalah tidak adanya kemampuan untuk menerapkan Islam secara sempurna, atau tidak adanya kesesuaian kondisi saat ini untuk menerapkan Islam, atau karena opini umum global tidak menerima penerapan Islam, atau karena negara-negara besar tidak akan memberi kita ruang untuk menerapkan Islam, atau alasan-alasan keliru yang tidak syar’iy yang berbuat dengannya dinilai sebagai ketaatan kepada barat dan kemaksiyatan kepada Allah SWT. Ucapan tadarruj dalam penerapan Islam menyalahi tabiat Islam, metode al-Quran dan sirah Rasul saw dalam menyampaikan Islam dan mendakwahkannya. Juga bertentangan dengan apa yang dijalani oleh Khulafaur Rasyidin dan salafus shalih yang dipersaksikan kepada mereka dari Rasulullah saw dengan kebaikan.
Adapun penyimpangannya terhadap tabiat Islam, hal itu karena tabiat Islam itu pertama-tama tegak diatas keiamanan kepada Allah SWT dan bahwa Dia sajalah Pencipta dan Maha Pengatur. Yakni bahwa Allah sajalah yang menciptakan dan memerintah. Dan konsekuensi iman ini pada diri seorang muslim bahwa dia sebagai manusia tidak mampu mensyariatkan untuk dirinya sendiri tasyri’ yang sahih. Berdasarkan asas ini seorang Muslim mentaati Rabbnya ketika dia memutuskan hukum. Allah SWT berfirman:
]فَلاَ وَرَبِّكَ لاَ يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ[
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan (QS an-Nisa’ [4]: 65)
Dan dia menaati Allah ketika diputuskan suatu hukum. Allah SWT berfirman:
]أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آَمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ[
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. (QS an-Nisa’ [4]: 60)
Karena itu tidak boleh seorang muslim keluar sedikitpun dari korelasi keimanan dan ketaatan, khususnya setelah turunnya Islam sudah sempurna dan seorang Muslim dimintai pertanggungjawaban tentangnya secara total dalam hal keimanan, keterikatan, penerapan dan dakwah Islam …
Sedangkan penyimpangannya terhadap metode al-Quran, sebab al-Quran memerintahkan kaum Muslim untuk mengikuti dengan baik apa yang ada pada diri Rasulullah saw dan orang yang bersamanya dari kaum Muhajirin dan Anshar. Allah SWT berfirman:
]وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ[
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah (QS at-Tawbah [9]: 100)
Al-Quran memerintahkan kaum Muslim untuk memutuskan perkara dengan Islam secara totalitas. Al-Quran memperingatkan mereka dari meninggalkan hukum-hukum Islam meskipun hanya satu hukum. Allah SWT berfirman:
]وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ[
dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. (QS al-Maidah [5]: 49)
Al-Quran memerintahkan kaum Muslimin agar berada di atas apa yang dijalani oleh Rasul saw di dalam dakwah beliau. Allah SWT berfirman:
]قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي[
Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata …” (QS Yusuf [12]: 108)
Sedangkan penyimpangannya terhadap sirah Rasul saw dalam menerapkan dan menyampaikan Islam, sebab Rasul saw bersabda:
«مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ»
Siapa saja yang melakukan suatu perbuatan yang tidak ada ketentuan kami atasnya maka tertolak (Muttafaq ‘alayh)
Kehidupan Rasul saw dalam menerapkan dan menyampaikan Islam serta mengemban dakwahnya adalah sesuai dengan arah yang difardhukan oleh Allah SWT ini. Rasul saw dalam kehidupan dakwah beliau melalui kondisi-kondisi yang sangat menghimpit namun beliau tidak tunduk padanya. Kepada beliau ditawarkan tawaran-tawaran yang menggoda namun beliau tidak menerimanya. Dan kaum kafir akan menyintai beliau jika beliau melunak dalam dakwah beliau tetapi beliau menolak total hal itu. Pada kondisi beliau sangat memerlukan pertolongan, beliau berkata kepada delegasi Bani ‘Amir bin Sha’sha’ah ketika mereka menawarkan kepada beliau agar kekuasaan menjadi milik mereka sepeninggal beliau:
«اَلْأَمْرُ لِلَّهِ يَضَعُهُ حَيْثُ يَشَاءُ»
Kekuasaan itu milik Allah Dia letakkan kepada yang Dia kehendaki
Jadi beliau tidak mundur dan tidak melunak … Rasul saw menolak harta dan kedudukan dan bahkan kekuasaan yang jauh dari pemutusan perkara dengan Islam. Kemudian, Rasul saw tidak memperlakukan negeri-negeri yang beliau bebaskan dan tundukkan serta beliau terapkan Islam di situ kecuali dengan Islam. Beliau menolak membiarkan untuk sebagian mereka berhala mereka untuk mereka sembah. Beliau menolak untuk memaafkan siapapun dari mereka untuk tidak melaksanakan shalat.
Sedangkan penyimpangannya terhadap sunah Khulafaur Rasyidin yang Rasulullah saw memerintahkan agar kita menggigitnya dengan gigi geraham, dan karena salafus shalih dipersaksikan untuk mereka dengan kebaikan, maka kehidupan mereka tegak diatas jihad dan pembebasan negeri serta memasukkan manusia di dalam agama Allah. Jika mereka membebaskan sebuah negeri, mereka terapkan Islam secara sempurna terhadapnya. Mereka tidak mentolerir negeri itu untuk meminum khamr satu tahun atau sebulan, bahkan tidak pula meski hanya satu jam saja. Kewajiban diterapkan langsung dan keharaman dilarang langsung. Hudud ditegakkan dan hukum-hukum diterapkan tanpa pentahapan (tadarruj) atau “periode toleransi”!
Wahai Kaum Muslim: barat telah dikejutkan oleh revolusi-revolusi rakyat di negeri kaum Muslimin. Barat lebih dikejutkan dengan emosi luar biasa kaum muslim yang menyerukan penerapan syariah Allah, bermulanya pergerakan mereka dari masjid-masjid, takbir mereka yang makin menggema ke langit, maka semua itu memasukkan di dalam diri barat ketakutan akan sampainya Islam ke pemerintahan. Barat sadar bahwa di situlah kehancurannya. Maka jadilah barat bersungguh-sungguh dan mengerahkan segenap daya upaya untuk menghalangi hal itu dengan cara-cara keji dan memutar di depan emosi kaum muslimin. Diantara cara-cara itu adalah ide pentahapan (tadarruj), dimana mereka menemukan kembali barang berharga mereka yang hilang. Ide tadarruj itu memperbolehkan kepada pengembannya untuk meninggalkan hukum dan menerapkan hukum … Maka hal itu mempermudah untuk menarik diri dari hukum-hukum Islam selangkah demi selangkah, bahkan beberapa langkah sekaligus! Dalam hal itu mereka dibantu oleh orang-orang yang disebut muslim moderat. Mereka juga menemukan benda berharga mereka yang hilang dalam ide tadaruj dimana mereka menemukan jalan keluar di depan masyarakat umum yang memilih mereka. Jika dikatakan kepada mereka, kenapa Anda tidak menerapkan Islam padahal kami telah memilih Anda untuk hal itu? Mereka menjawab, kami akan menerapkannya akan tetapi dengan bertahap maka berilah kami waktu! Mereka menduga bahwa mereka dengan hal itu telah menemukan jalan keluar, padahal pada waktu yang sama mereka sebenarnya telah keluar dari satu keharaman dengan tidak menerapkan Islam menuju keharaman yang lain dengan mengatakan ide tadarruj!
Revolusi-revolusi ini telah menyingkap seberapa dalam kedengkian barat dengan pimpinan Amerika terhadap Islam dan kaum Muslimin. Begitu pula, revolusi-revolusi ini juga telah menyingkap orang yang disebut “muslim moderat” yang telah menempati posisi tokoh-tokoh pemerintahan bahwa mereka tidak menginginkan penerapan Islam sebagaimana yang difardhukan oleh Allah SWT. Bahkan mereka itu tidak mampu menerapkan hukum-hukum Islam sebab mereka sepanjang hidup mereka tidak menyiapkan diri mereka sendiri untuk menerapkan hukum-hukum Islam. Bentuk pemerintahan Islam dan sistem-sistem hukumnya baik ekonomi, tata pergaulan, politik, pendidikan, politik luar negeri dan sebagainya tidak ada di dalam pemikiran mereka selamanya. Oleh karena itu mereka menemukan barang berharga mereka yang hilang itu di dalam ide tadarruj yang mereka gunakan untuk mengelabuhi masyarakat padahal sebenarnya mereka tidaklah mengelabuhi kecuali diri mereka sendiri … Sesungguhnya yang wajib bagi umat ini dan yang telah dipahami oleh mereka adalah menerima jamaah yang memiliki metode pemahaman yang sahih terhadap Islam, yang memiliki hukum-hukum syara’ berkaitan dengan pemerintahan, dan memiliki keahlian politik dalam beraktivitas. Jamaah itu juga memiliki rekam jejak dan kemampuan memonitor politik dan familiar dengan politik internasional serta mengupasnya, dan memonitor ide-ide barat kafir dan membantahnya. Disamping itu jamaah tersebut juga memiliki rancangan konstitusi yang telah disiapkannya dan terus dimurnikanya hingga mencapai apa yang memungkinkannya menegakkan pemerintahan sesuai dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah, menerapkannya melalui negara al-Khilafah ar-Rasyidah. Dan jamaah itu adalah Hizbut Tahrir.
Wahai kaum muslimin di Suria dan di seluruh dunia Islam:
Hizbut Tahrir menggerakkan kaum muslimin agar menempatkan di depan mereka keridhaan Rabb mereka dan penegakan syariah-Nya. Hizbut Tahrir memperingatkan kaum muslimin khususnya orang-orang mukhlis diantara mereka agar tidak terjerumus dalam jeratan seruan barat kafir seperti seruan tadarruj. Hizbut Tahrir mengumumkan kepada warga Suria dan seluruh kaum muslimin bahwa Hizbut Tahrir dengan segala keamanahan mampu memimpin tahapan ini, diatas metode Islam yang sahih dalam memahami dan menerapkan, mendakwahkan dan menyebarkan Islam. Hizbut Tahrir memikulkan tanggungjawab di hadapan Allah SWT kepada semua orang mukhlis diantara umat ini yang tertinggal dari dakwah ini sehingga ia menerima untuk mengulurkan tangannya kepada Barat dan berjalan diatas metode barat dalam memahami Islam serta meninggalkan pemahaman yang sahih dan beraktivitas dengannya.
Hizbut Tahrir telah dan terus dengan izin Allah menjadi pemimpin dakwah kepada al-Khilafah ar-Rasyidah dan berharap besar menjadi pihak yang mendapatkan janji Rasulullah saw dalam hadits sahih beliau saw yang diriwayatkan oleh imam Ahmad:
«ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ»
Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian
setelah pemerintahan diktator yang kita saksikan periode pembebasan darinya. Hizbut Tahrir menyeru kaum muslimin untuk bersamanya dalam dakwah yang penuh berkah ini, dakwah kebenaran yang membangkitkan kaum muslimin dengan kebangkitan yang sahih dan mengembalikan mereka menjadi sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk umat manusia sebagaimana mereka seharusnya yang dikehendaki oleh Allah SWT untuk mereka di dalam muhkam ayat-ayat-Nya:
}كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ{
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS Ali Imran [3]: 110)
29 Rajab 1433 H
19 Juni 2012 M
Hizbut Tahrir
Wilayah Suriah