HTI Press. “Allaahu Akbar!” pekik ratusan kiai, ustadz, karyawan, pelajar, para aktivis dakwah, ibu-ibu dan anak-anak tiap kali pembicara diskusi publik Khilafah, Model Terbaik yang Menyejahterakan membangkitkan semangat juang mereka, Ahad (17/6) di Masjid Miftahuttaqwa, Kecamatan Klari, Karawang, Jawa Barat.
Di awal acara, peserta disuguhi Film Indonesia Menyongsong Abad Khilafah yang banyak membeberkan fakta kegagalan sistem kapitalisme dan sistem sosialisme dalam membangun peradaban yang menyejahterakan. Para peserta lebih semangat dan antusias lagi ketika para pembicara mulai memaparkan materinya.
Mereka dengan seksama menyimak pemaparan Farid Wadji (Pimpinan Redaksi Media Umat) tentang kayanya sumberdaya alam Indonesia tapi ironinya sebagian besar penduduk Indonesia tidak menikmati melimpahnya sumberdaya alam tersebut, sebagian besar dari hasil SDA tersebut dinikmati asing dan anteknya.
Kemudian perhatian mereka beralih ke Roni Ruslan, selaku pembicara ke-2. Roni menyatakan kejadian tersebut disebabkan karena tidak diterapkannya hukum Islam. Menurut hukum Islam, SDA yang jumlahnya melimpah tersebut wajib dikelola negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, haram dikuasai individu apalagi asing.
“Dan hukum Islam ini tidak bisa diterapkan dengan sempurna dan menyeluruh tanpa adanya sebuah institusi yang melegalkan hukum tersebut, yakni Daulah Khilafah Islamiyyah,” tegas Roni dalam acara yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Cikampek tersebut.[]