Solusi Permasalahan Keluarga: Berhenti Bermaksiyat, Kembali Pada Syariah dan Khilafah
HTI Press. Potret kehidupan keluarga penuh masalah dipaparkan sebagai pembuka acara Diskusi Terbatas yang dilaksanakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Tangerang, Sabtu (30/6/2012) di RM Pondok Selera 2, Tangerang.
Acara yang bertema Keluarga Bahagia Sejahtera Dalam Naungan Islam ini dipadati oleh ibu-ibu tokoh masyarakat, kader posyandu, penggerak dan kader PKK, praktisi pendidikan, dan ibu rumah tangga.
“Sudah berkali-kali diperingati tapi sudah bahagia dan sejahtera belum, Bu?” Sebuah pertanyaan dilontarkan Ustadzah Dra (Psi) Zulia Ilmawati, sebagai pembicara I membuka diskusi tersebut. Keluarga muslim adalah keluarga yang bahagia sebagaimana dijanjikan oleh Allah SWT dalam firmanNya surat Ar-Ruum: 21. Namun kebahagiaan itu belum dirasakan keluarga muslim saat ini. “Perceraian, kekerasan dalam keluarga, kesempitan hidup, seks bebas di kalangan remaja, kasus HIV/AIDS, penyalahgunaan obat-obat terlarang, tindak kriminal menjadi potret keluarga muslim saat ini” paparnya.
Ustadzah Zulia menambahkan, “Suami dan istri sebagai pelaku utama dalam kehidupan berkeluarga harus memahami dan menjalankan hak dan tanggung jawab masing-masing, sehingga dapat merasakan sakinah mawaddah wa rahmah. Gambaran Keluarga muslim adalah seperti sebuah masjid yang memberikan pengalaman beragama bagi anggota-anggotanya; sebuah madrasah yang mengajarkan norma-norma Islam; sebuah benteng yang melindungi anggota keluarga dari berbagai gangguan (fisik dan non fisik), sebuah rumah sakit yang memelihara dan merawat kesehatan fisik dan psikologis anggota keluarga; keluarga juga bagaikan sebuah kompi dalam hizbullah yang turut serta dalam perjuangan menegakkan risalah Islam. Dari kompi ini pula dilahirkan kader-kader pejuang Islam.
Pembicara II, Ustadzah Ati Solihati, S.TP , yang juga merupakan Ketua DPD II MHTI untuk wilayah Tangerang, memaparkan bahwa penyebab permasalahan keluarga muslim ini dikarenakan penyimpangan dan pelanggaran yang mereka lakukan terhadap syariah Islam. Sehingga menyebabkan rusaknya tatanan kehidupan keluarga muslim itu sendiri. Solusi satu-satunya untuk keluar dari permasalahan adalah dengan berhenti dari maksiat dan kembali kepada Syariah.
Perlindungan keluarga menjadi tanggung jawab Individu keluarga, masyarakat dan Negara. Tegaknya sistem kehidupan Islam dengan tatanan berdasarkan syariah ini merupakan tanggung jawab seluruh kaum muslim. Kesempatan kita untuk taat kepada syariah dan bergiat dalam dakwah hanya selama hidup di dunia. Setelah mati tidak ada lagi kesempatan, tambahnya.
Beberapa peserta yang diwawancara di akhir acara memberikan respon yang baik dan mendukung langkah Muslimah HTI untuk terus melakukan proses penyadaran umat tentang pentingnya penerapan syariah.[]