“MAMA, mama. Tungguin, saya gak bisa nyebrang,” rengek seorang anak laki-laki pada subuh (pukul 04.10 WIB), kemarin, di Jembatan Pulo Empang, RT 01/ RW 06, Kelurahan Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor.
Anak berbaju kumal tanpa alas kaki itu terus menangis memanggil ibunya. Dinginnya udara subuh tidak dihiraukannya. Tangisannya yang tanpa henti itu pun terdengar oleh seorang warga, Nurindah alias Ida, 52.
“Kemudian saya memberi tahu Suryana, tetangga saya dan warga lainnya. Anak itu bernama Krisna, 7. Dari dialah kita tahu, ibunya, Markiah, 30, dan adiknya, Salman, 3, menceburkan diri ke Sungai Cisadane dari ketinggian 12 meter,” tutur Ida.
Warga pun segera melapor ke pihak kepolisian dan mencari korban. Ibu dan anak balitanya itu pun ditemukan 50 meter dari jembatan dalam kondisi meninggal. Jasad Salman lebih dulu ditemukan mengambang.
Dari keterangan Krisna, jelas Suryana, mereka merupakan warga Serang, Banten. Dia dan adiknya dibawa ibunya jalan tanpa tujuan, dan akhirnya tiba di Bogor Selasa (3/4).
Krisna mengaku ayahnya telah meninggal. Ia diajak lari dari Serang karena ibunya merasa dikejar-kejar oleh seseorang dan ingin membunuhnya. Ia sempat diajak bersembunyi di selokan, sebelum akhirnya terlihat oleh seorang pemilik warteg, lalu memberi mereka makan. Beberapa warga sempat melihat Krisna mengemis di sekitar Gunung Batu.
Pihak kepolisian dan warga akhirnya memutuskan memakamkan kedua korban di Bogor karena tidak memiliki alamat jelas. Sebelumnya kedua jenazah dimandikan, dikafani, serta disalatkan di Masjid Al-Mastur.
Menurut Kapolsek Bogor Tengah, AK Victor Gatot Nababan, Markiah bunuh diri dengan mengajak anaknya diduga karena faktor keputusasaan dan impitan ekonomi, selepas ditinggal sang suami.
Awalnya, beberapa warga hendak mengasuh Krisna yang kini menjadi yatim piatu, namun ia mengaku masih memiliki kakak, dan adik lainnya yang tinggal bersama neneknya di Kampung Eksodan, Ciomas, Serang.
“Suryana ditemani warga lainnya Asep, mengantarkan Krisna ke Serang dengan surat pengantar dari kepolisian,” kata Adang, ketua RW 5. (mediaindonesia.com, 4/7/2012)
wahai penguasa, ingatlah akan kewajibanmu, janganlah engkau tidur enak makan enak tapi rakyatmu kau biarkan kelaparan dan menderita, hingga memutuskan bunuh diri.. ingatlah akan adanya pengadilan tuhan di Akherat nanti..setiap amanah pasti dimintai pertanggungjawaban…