Surat kabar “The Wall Street Journal” melaporkan bahwa Amerika Serikat berencana untuk menempatkan sistem radar dan menggelar latihan militer di Teluk Arab.
Surat kabar itu mengatakan bahwa “Alasan dilakukan semua ini adalah memanasnya ketegangan dengan Iran terkait Selat Hormuz. Sehingga Pentagon berniat mengirimkan kembali kapal induk ke Timur Tengah.”
Surat kabar Amerika itu menegaskan bahwa meningkatnya ketegangan antara Barat dan Iran, benar-benar telah mendorong Washington untuk memperkuat pertahanannya di Teluk, sementara Teheran mengancam akan menutup Selat Hormuz, di mana 20% dari pasokan minyak di dunia diangkut melalui Selat tersebut.
Surat kabar itu menunjukkan bahwa Departemen Perang Amerika Serikat sedang membangun sebuah stasiun radar pertahanan rudal di sebuah lokasi rahasia, dan akan menggelar pelatihan terbesar, yang akan dilakukan di Teluk untuk menghilangkan ranjau.
Sementara itu, Emir Qatar Syaikh Hamad bin Khalifah Al Tsani menekankan bahwa Dewan Keamanan tengah berada dalam krisis moral terhadap rakyat Suriah, yang sedang membutuhkan dukungan senjata, dan bukan dukungan secara damai.
Khalifah mengungkapkan keyakinannya bahwa rakyat Suriah sulit untuk menarik kembali tuntutannya, meskipun untuk itu harus membayar dengan puluhan ribu kematian. Dikatakan bahwa pertunjukan di Suriah akan berubah (islammemo.cc, 17/7/2012).