Kelompok Ikhwanul Muslimin (IM) Suriah, pada hari Jum’at (20/7) berencana untuk mendirikan partai politik dengan referensi Islam yang memperjuangkan negara sipil dan demokrasi dalam mengantisipasi lengsernya rezim Presiden Bashar al-Assad.
Pemimpin Ikhwanul Muslimin Suriah, Ali Sadreddine Bayanouni menegaskan bahwa partai yang akan datang adalah partai terbuka untuk semua rakyat Suriah, dan akan bekerja sama dengan semua kekuatan nasional.
Ia mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh kantor berita Turki “Anatolia” setelah pertemuan para tokoh Ikhwanul Muslimin yang memakan waktu empat hari: “Partai ini akan memperjuangkan visi negara sipil dan demokrasi, serta pluralisme di mana semua warga negara adalah sama.”
Pemimpin Ikhwanul Muslimin itu menekankan bahwa Ikhwanul Muslimin akan terus dengan pendekatannya yang moderat dan terbuka untuk semua warga negara, serta dengan prinsip dialog dan partisipasi yang jauh dari cara pengucilan dan eksklusivitas. Bayanouni mendesak kelompok oposisi untuk bersatu, dan menyerukan kepada massa mengambang yang belum punya pilihan untuk segera bergabung dengan kelompok revolusi (islamtoday.net, 21/7/2012).
Untuk apa perjuangan kalau hanya mencari kekuasaan an sich semata, dan bukannya keRidhoan Allah? Bagaimana Ridho Allah akan turun kalau Islam tidak ditempatkan sebagaimana mestinya, di tempat mulia, dan bukan disetarakan dengan ajaran sampah Demokrasi. Atau malah justru ditaruh di belakangnya, karena perasaan rendah diri dan keraguan, demi mencari dukungan manusia kebanyakan?
semoga Allah melindungi kemurnian perjuangan kaum muslimin di suriah,,, tidak terkotori atau terbelokkan oleh kata2 revolusi murahan yang hanya ttp menjadikan suriah sebagai lahan jajahan barat melalui kaki tangannya entah yg seolah berlabel islam atau yg bukan…