“Generasi Berkualitas dalam Naungan Khilafah”

HTI Press. Semarang, 15 Juli 2012. Dalam momentum hari anak nasional serta sebagai bentuk kepedulian atas kondisi generasi,  Muslimah Hizbut Tahrir DPD II Semarang menggelar Diskusi Publik bertajuk “Generasi Berkualitas dalam Naungan Khilafah”.  Diskusi yang diselenggarakan di Wisma Bhakti YPAC tersebut diikuti sekitar 80 orang peserta dari kalangan ibu-ibu dan remaja putri.

Pembicara I Ustadzah Emalia Heny, STp dari Pembina Majlis Ta’lim Miftahul Jannah Pedurungan, Semarang, Ibu dari lima orang putra/putri memaparkan potret buram generasi saat ini mulai dari tawuran, narkoba hingga maraknya sex bebas. Lebih lanjut beliau menegaskan kepada para peserta bahwa rusaknya generasi sebagai aset perjuangan penentu peradaban adalah karena sistem kapitalis-sekuler saat ini telah mengepung dan menghantam generasi muslim dengan budaya-budaya sekuler.  Beliaupun mengajak peserta untuk bersama-sama melakukan perubahan menuju sistem Islam agar generasi muslim selamat dari kehancuran dunia-akhirat  serta menjadi generasi cerdas dan mulia.

Pembicara II Ustadzah Ratih Respatiyani, SE. Akt ketua Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD I Jateng, yang juga merupakan konsultan keluarga, remaja dan generasi meyakinkan peserta bahwa generasi adalah aset masa depan umat dengan menggambarkan potret generasi cemerlang di masa kejayaan Islam. Diselingi sapaan hangat kepada peserta beliau menekankan bahwa satu-satunya jalan keluar yang mampu menjamin terbentuknya generasi cerdas dan mulia yakni melalui penerapan syariah Islam secara kaffah dalam naungan khilafah. Penerapan syariah Islam ini membutuhkan perjuangan yang serius dan sungguh-sungguh untuk mewujudkannya.  Ustadzah Ratih mengajak para peserta untuk ambil bagian dalam perjuangan menegakkan khilafah ini.

Sebelum sesi  tanya jawab dilangsungkan, acara dimeriahkan dengan penampilan tiga orang ananda. Yang pertama Ananda Alya siswi Kelas I SD dengan suara lantang dan fasih membacakan hafalan ayat suci Al Qur’an surah Al-‘Alaq dan Ad Dhuha.   Ananda Mutia dan Ananda Zidniy yang merupakan siswi kelas VI dan siswa kelas V SD.  Penampilan kedua ananda tersebut begitu menggugah para peserta dengan membawakan “puisi untuk bunda”.  Dalam puisi tersebut Ananda Mutia dan Ananda Zidniy mengungkapkan kegalauan mereka atas potret generasi saat ini yang digempur dengan budaya liberal dari berbagai sisi, melalui sarana media TV dan internet.

Antusias peserta untuk melakukan perubahan nampak dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada para pembicara. Semoga barisan pejuang syari’ah dan khilafah semakin bertambah, hingga Allah mendatangkan pertolongan-Nya dengan tegaknya syari’ah dan khilafah. Aamiin. Allahu Akbar.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*