Presiden Mesir Muhammad Mursi mengadakan pertemuan pertamannya dengan Pemimpin Otorita Ramallah Mahmud Abbas di tengah ekspektasi bahwa Mesir akan lebih mendukung bangsa Palestina daripada pendahulunya, Husni Mubarak.
Abbas mengatakan setelah pertemuan kemarin sore bahwa ia telah menegaskan kepada Mursi, semua pintu untuk proses politik dengan Israel telah tertutup dan tidak ada komunikasi bilateral, kantor berita MENA melaporkan.
Abbas juga mengucapkan selamat atas kemenangan Mursi dalam pemilihan presiden dan kedua pejabat membahas beberapa isu politik yang menyangkut kedua belah pihak, termasuk proses politik Palestina sejak tahun 2007.
Seraya menyatakan bahwa masalah pintu Rafah juga dibahas selama pertemuan, Abbas mendesak Mesir untuk menghidupkan kembali situasi yang memburuk di Gaza, yang diblokade Israel.
Di pihak lain, Mursi mengatakan ia akan mengambil sikap lebih tegas terhadap Israel, tapi akan menghormati perjanjian perdamaian 1979.
Di era rezim Mubarak, Mesir telah menengahi sebuah rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza pada tahun 2007.
Kepala Biro Politik Hamas Khaled Meshaal pada Rabu kemarin juga mengadakan pertemuan dengan kepala intelijen Mesir Murad Muwafi, yang menjadi ujung tombak upaya rekonsiliasi. (republika.co.id, 20/7/2012)
Benar-benar paradoks…