Kunjungan DPP MHTI ke BKKBN
HTI Press. DPP Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia pada tanggal 20 Juli 2012 berkesempatan untuk berkunjung ke Kantor BKKBN pusat di Jl.Permata No.1 Halim Perdanakusuma Jakarta. Delegasi DPP Muslimah HTI yang terdiri dari ketua DPP MHTI Ustzh Ismah Kholil, Ustzh Dedeh wahidah Ahmad, Ustzh Maeyesni, dan Ustzh Yusriana, disambut hangat oleh jajaran pimpinan BKKBN. Kunjungan delegasi DPP MHTI kali ini dipimpin oleh salah seorang anggota DPP Hizbut Tahrir Indonesia, Ust Dede Tisna KS, dan diterima langsung oleh Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK), Bapak DR Sudibyo Alimoeso, MA beserta seluruh jajaran Direkturnya.
Dalam suasana yang hangat dan bersahabat, delegasi Muslimah HTI menyampaikan Kritik atas Kebijakan Program Kesehatan Reproduksi Remaja yang diaruskan kepada kaum remaja saat ini. Ustzh Ishmah Kholil mengatakan bahwa MHTI yang juga konsent dalam membina kaum remaja, memandang bahwa problem remaja dan keluarga di Indonesia ini akar masalahya adalah akibat diterapkannya sistem kapitalis-sekuler yang produk hukumnya terpisah dari ideologi Islam. Islam hanya dipakai di tataran individu sementara dalam tataran bermasyarakat dan bernegara tidak tersentuh oleh Islam sebagai tatanan hidup . Inilah yang menimbulkan problem remaja. Di satu sisi, orang tua bertanggung jawab terhadap penanaman agama, tapi di sisi lain media-media serta program-program yang ada bagi remaja justru menjauhkan remaja dari agama. Salah satu yang dicontohkan adalah program penangguangan HIV/AIDS dengan kondomisasi .
MHTI juga menyampaikan kritik tentang salah satu program BKKBN tentang ketahanan keluarga yang identik dengan ekonomi yang sejahtera dengan standar jumlah keluarga yang sedikit dan ibu2 yang diberdayakan secara ekonomi sehingga mendorong para ibu untuk keluar rumah sama dengan laki-laki untuk mencari uang. Akibatnya ibu tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, lalu lahir anak-anak yang rentan baik secara fisik akibat tidak mendapat ASI yang cukup, dan mental yang lemah karena pengasuhan diserahkan kepada orang orang lain. Menurut MHTI ketahanan keluarga tidak akan terwujud kecuali mengembalikan fungsi ibu sesuai dengan fitrah (Islam).
Delegasi MHTI menjelaskan selama ini MHTI melaksanakan pembinaan terhadap ibu2 dan remaja dalam rangka membina ketahanan individu dan ketahanan keluarga. Namun individu saja tidak cukup, dibutuhkan sistem sangsi yang tegas agar memberi efek jera bagi yang melanggar dan penerapan sistem-sistem yang lain dalam kerangka negara. Sehingga MHTI selalu berusaha memahamkan remaja dan ibu-ibu untuk memperkuat iman dan ikut berjuang merubah sistem kapitalis sekuler yang ada sekarang sebagai sumber permasalahan diganti dengan sistem Islam sebagai solusi . Oleh karenanya, program dari BKKBN dalam mencegah seks bebas dan HIV/Aids tidak cukup, tapi dibutuhkan penerapan sistem Islam kaffah dalam kerangka Negara.
Pada prinsipnya BKKBN setuju dengan apa yang disampaikan MHTI dan ingin membangun kerja sama dengan HTI/MHTI sesuai dengan tupoksi BKKBN. Bapak DR Sudibyo Alimoeso pun sangat mengapresiasi gagasan-gagasan yang disampaikan delegasi MHTI dalam kunjugan kali ini. (INA)