Pada hari pertama Ramadhan yang diberkati, setelah enam minggu berturut-turut aksi pembunuhan massal dan pembersihan etnis Muslim di Myanmar, melalui berbagai operasi pembantaian dan pengusiran sistematis, dan menutup matanya para pemimpin internasional,serta ketiada pedulian media-media Arab dan internasional, tampaknya ini merupakan kejadian dimana ada keterlibatan dunia untuk melawan kaum Muslim Myanmar, bahkan ada konspirasi untuk melenyapkan keberadaan kaum Muslim di sana, sehingga laporan Amnesty International yang diterbitkan pada hari Kamis (19/7) tentang apa yang terjadi di sana tidak diliput oleh media!
Setelah kejahatan berdarah yang keji dan terang-terangan ini, yang menyebabkan lebih dari 2.000 Muslim syahid, dan lebih dari 90.000 dari mereka diusir, justru Presiden Myanmar yang haus darah, Thein Sein, selama pertemuan dengan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Antonio Koteres, pada Rabu (11/7) , Thein menyerunya untuk mengumpulkan anggota minoritas Muslim di Myanmar, yang dikenal sebagai “Rohingya” di kamp-kamp pengungsi, saat mereka diusir ke luar negeri, di mana ia mengatakan bahwa “Kami tidak mungkin menerima Rohingya yang memasuki negara secara ilegal, dan mereka bukan etnis kami”. Kemudian ia menambahkan bahwa “Mereka menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional.”
Pandangan rasis keji yang mana ini! Yang menggolongkan masyarakat berdasarkan ras, etnis dan agama. Sementara Islam memperlakukan kaum Majusi dan Ahlul Kitab dengan adil, sama persis ketika Islam memperlakukan seorang Muslim. Sungguh, Islam sangat dipenuhi dengan hukum-hukum yang menjunjung tinggi-Semitisme. Lalu, apa yang bisa dikatakan kepada orang yang membantai dan membunuh hanya karena ia mengatakan “Allah adalah Tuhan saya“, dan dikatakan padanya bahwa ia ancaman terhadap keamanan nasional? Benarlah Rasulullah saw yang bersabda: “Jika Andatidak punya rasa malu, maka berbuatlah sekehendakmu.”
Di Myanmar tinggal sekitar 800 ribu Muslim Rohingya, di wilayah Arakan, di mana PBB menganggapnya sebagai salah satu minoritas yang paling banyak menghadapi tekanan dan penganiayaan di dunia. Dikatakan bahwa rezim di Myanmar tidak mengakui Muslim Rohingya, dan menganggap mereka sebagai imigran gelap yang datang dari Bangladesh.
Dengan tidak adanya berita yang mengungkap apa yang terjadi di sana, mungkin kami mengambil kesimpulan terkait sebagian dari kezaliman dan kejahatan yang menimpa kaum Muslim di sana melalui laporan Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi, yang mengatakan: “Rohingya di Myanmar menghadapi semua jenis penganiayaan, termasuk kerja paksa, pemerasan dan pembatasan pada kebebasan bergerak, serta tidak adanya hak untuk tinggal, aturan pernikahan yang tidak adil, dan penyitaan tanah.”
Darah kaum Muslim di Myanmar dicekik dari tiga sisi. Pertama, oleh pemerintah Myanmar yang keji, yang menjadi antek Barat. Untuk tidak ada kata yang pas kecuali apa yang dikatakan terhadap seluruh Negara-negara Barat, bahwa hari-hari penindasan sekalipun berlangsung lama, pasti berujung pada kehancuran dan penyesalan. Ingat, meskipun Fir’aun begitu lama menancapkan kekuasaan dan kesombongannya di tanah Mesir, tetapi pada akhirnya Allah juga menghancurkan dan membinasakannya, dan ini adalah sunnatullah (hukum Allah) bagi orang-orang yang zalim. Kedua, penguasa Bangladesh, tetangga Myanmar. Bangladesh adalah negeri islam, dimana mayoritas penduduknya adalah Muslim, tetapi mereka tidak melakukan apa pun terkait pembantaian dan pengusiran yang terjadi hanya beberapa meter dari mereka. Dan pemerintah Bangladesh sebagaimana pemerintah Myanmar adalah pemerintah keji dan antek. Ketiga, media massa yang dipolitisasi, yakni menjadi corong kepentingan politik kaum kafir. Dalam hal ini, menurut kami tidak ada media yang jujur, tidak transparan dan tidak obyektif. Sehingga, selogan mereka “memperjuangkan pemikiran dan pandangan orang lain” adalah kebohongan dan penipuan; selogan “Anda akan tahu lebih banyak” hakikatnya adalah “Anda tidak perlu tahu kecuali apa yang mereka ingin agar Anda tahu”; dan selogan mengemukanan “fakta apa adanya” tidak lain adalah memalsukan fakta seperti yang mereka inginkan, bahkan seperti yang diinginkan tuan mereka, sebab mereka tidak lebih dari sebagai pekerja negara-negara imperialis tersebut.
Dan sekalipun kami telah mengidentifikasi pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap darah kaum Muslim di Myanmar,namun ini tidak berarti bahwa mereka adalah satu-satunya, akan tetapi ini adalah tanggung jawab yang harus dipikul oleh setiap Muslim yang mampu untuk menolongnya. Apa yang ditunggu oleh tentara kaum Muslim di negara-negara tetangga Myanmar, seperti Bangladesh, Indonesia dan Malaysia? Tidakkah merika melihat pembantaian dan pengusiran atas saudara-saudara mereka? Tidakkah dalam diri mereka tergerak untuk melindungi Islam dan akidahnya? Tidakkah mereka mendengar sabda Rasulullah saw. bahwa “Kehormatan darah kaum Muslim itu adalah setara, dan dengan kehormatannya mereka menjaga darah kaum Muslim yang berada di bawahnya, sebab mereka adalah tangan (kekuatan) bagi yang lainnya.”
Kami memohon kepada Allah untuk tidak memperlama terkabulnya seruan dan permintaan pertolongan kami. Mengingat, kami memiliki saudara-saudara yang sudah lama mengalami penderitaan dan kesakitan, sementara umat-umat di seluruh dunia bersekongkol melawannya, masing-masing dari mereka ingin mendapatkan bagian. Akan tetapi, betapapun lamanya malam kegelapan itu, yang pasti fajar Islam akan datang untuk mengembalikan kebenaran pada posisinya, dan mengembalikan dampak dari setiap kezaliman pada pelakunya, dengan negara Khilafah Rasyidah, dan kemudian dari sinilah kebaikan dan keadilan akan memenuhi dan mewarnai seluruh penjuru dunia, setelah sebelumnya duniadiselimuti oleh berbagai penindasan dan ketidakadilan.
Sesungguhnya, kaum Muslim di Hizbut Tahrir ketika mereka membongkar berbagai kejahatan yang terjadi pada umat kami dan saudra-saudara kami di Myanmar, adalah untuk menyeru semua umat agar segera melakukan kewajiban yang telah diwajibkan Allah SWT, yaitu membaiat imam (khalifah) yang akan menerapkan syariah Allah, serta menjaga darah kaum Muslim, kehormatannya dan kekayaannya dari kerakusan kaum keji dan perusak. Kaum Muslim adalah laksana satu tubuh, karena Allah mereka bersaudara, dan karena Allah pula mereka saling menjaga. Allah SWT berfirman: “Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” (TQS. Yusuf [12] : 21).
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 23/7/2012.
ya Allah kami tahu bahwa ajab-Mu sangatlah pedih, maka dari itu azablah penguasa2 itu dengan azab-Mu yang sangat pedih itu karena mereka telah menganiaya dan menghilangkan nyawa2 saudara2 kami yang telah mengimani-Mu. Wahai kaum muslimin berstulah dibawah panji Allah dengan berbondong2 dan saling tolong menolong untuk menegakan kembali kemulian Islam di dengan tegaknya Khilafah Islamiyah, Allahuakbar
Umat Islam sedunia dan Indonesia jgan hanya mengutuk…. tapi turun tangan membantu dan menyelesaikan, kekejaman yg terjadi di Myamnmar. Kenapa dunia kok sepi2 saja….. Beruntunglah Indondonesia mayoritas Muslim, coba kalo minoritas pasti terjadi juga hal yg sama…….
mungkin saya belum bisa menjadi seorang muslim yang taat,tapi hati saya sangat sakit melihat,mendengarsaudara2 saya diburma dibantai dan takberdaya untuk melawannya,tapi kita juga gak bisa cuma mengutuk dengan tulisan2 seperti ini,kita harus melakukan tindakan yang nyata…minimal kita kumpulkan bantuan yang bisa kita berikan untuk mereka dan saya yakin hizbut tahrir indonesia siap untuk mengkoordinir….mari kita bantu saudara2 kita……..ALLAHU AKBAR…
kita galang prsatuan semua umat islam di seluruh indonesia & dunia …kita tekan dunia intrnasional , kita tekan sby sbg kpl negara kita u brbicara didunia internasional…hentikan pembantaian muslim rohingnya…..!!!!