Normalnya Kita “Marah” Dengan Kondisi Saat Ini

Semarang, HTI Press.  Secara ekonomi benar-benar negeri ini sudah terkuras oleh asing. Secara keilmuan idealisme atas ilmu juga luntur dengan pola kapitalisme. Normalnya kita harus marah atas kondisi ini, dengan kemarahan yang benar. Kemarahan ini harus disalurkan menuju sebuah keinginan dan perjuangan untuk membuat suatu perubahan ke arah kebenaran. Perubahan dengan metode yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.

Demikian sekilas inti paparan dari  dari Dwi Condro Triono, PhD, salah satu pembicara dalam acara Forum Intelektual Muslim, yang diselenggarakan oleh HTI DPD II Kota Semarang, Ahad(5/8).  Acara yang diikuti oleh para intelektual muslim di Semarang ini juga menghadirkan pembicara lain yaitu Dr dr Rofiq Anwar, SpPA, dan Dr Edhy Sutanto, MM. Acara dikemas dengan santai namun mengupas tema yang sangat menarik yaitu Menyongsong Peradaban Cemerlang Islam

Edhy Sutanto yang juga mantan kepala dinas di Provinsi Jateng, menggambarkan mengenai fakta ekonomi Indonesia yang masih jelas terjajah oleh asing. Bahkan UU no 25 /2007 tentang penanaman modal, meniadakan perbedaan antara penanaman modal asing dan dalam negeri. Sementara Rofiq Anwar menyampaikan keprihatinannya perihal pendidikan di negeri ini yang carut marut. Idealisme keilmuan sudah luntur dengan kapitalisasi pendidikan. Ilmu sudah menjadi komoditi untuk jual beli.

Dwi Condro kemudian menyampaikan  bahwa yang menikmati kekayaan jauh lebih sedikit daripada yang tidak menikmati. Dengan mayoritas yang tertindas ini, tentu mayoritas menghendaki perubahan, perubahan kea rah yang lebih baik. Tetapi faktanya perubahan itu tidak kunjung datang. Hal ini dikarenakan yang tertindas ini tidak mempunyai konsep perubahan yang benar sesuai dengan metode perubahan yang dicontohkan oleh Rasulullah. Oleh  karena itu Hizbut Tahrir menyodorkan konsep perubahan masyarakat menuju mayarakat yang mempunyai peradaban cemerlang Islam, yang pernah ada selama 13 abad lamanya.  Peradaban inilah yang menjadi buah dari sistem Islam yang ditegakkan dalam naungan daulah khilafah. []Brojo/I’lamy Semarang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*