Remaja Bukan Ajang Hura Hura

HTI Press. Siapa bilang masa remaja boleh hura hura. Masa remaja seharusnya menjadi kesempatan emas untuk menjadi insan bertakwa. Demikian benang merah dari Training Remaja Idaman Surga yang diikuti puluhan pelajar SMA/SMK dari sejumlah sekolah bertempat di Aula Kantor Kecamatan Hanau Sabtu (11/8).

Acara ini terselenggara atas kerjasama antara Radio Hanau FM dan DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kotawaringin Barat. Acara training diawali dengan mengajak peserta memperhatikan penciptaan alam semesta yang menjadi bukti keberadaan dan kebesaran Sang Pencipta Allah SWT. Humas HTI Kobar Andri Saputra yang menjadi pembicara training menerangkan bahwa Allah SWT menjadikan manusia sebagai mahluk terbaik karena mendapat karunia berupa akal yang tidak dimiliki mahluk ciptaan lainnya. Dengan akal yang dimiliki, manusia dapat memahami tujuan hidup dan  kebenaran ayat ayat Allah. Dengan akal pula manusia dapat membedakan antara jalan yang lurus dan yang sesat, mana yang baik dan mana yang buruk. Mengutip Al Quran surat Adzariyat ayat 56, Allah SWT menerangkan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia termasuk remaja yang sudah balig semata mata beribadah kepada NYA. Beribadah dengan cara menjalankan seluruh perintah dan larangan Allah SWT yang terbagi menjadi tiga yakni hubungan antara manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan dengan sesama manusia. Sehingga, untuk dapat menjalankan tuntunan Islam secara sempurna, penting bagi remaja untuk mengkaji Islam. Dengan demikian, akan mampu terwujud generasi muda yang menjadi Idaman Surga. Dalam training tersebut, para peserta disuguhi potret buram remaja saat ini yang banyak terjebak pada kemaksiatan seperti narkoba, aborsi, dan seks bebas. Tujuannya, agar remaja waspada dan tidak menjadi korban berikutnya. Salah satu caranya, dengan mempraktikan pergaulan Islami seperti menutup aurat, menjaga pandangan dan tidak berkhalwat.

Pada sesi kedua, acara dilanjutkan dengan nonton bareng film “?” karya Hanung Bramantyo. Ketua DPC HTI Pangkalan Banteng Ustad Qoyyum Ibrahim yang menjadi salah satu narasumber menerangkan bahwa film ini mengandung kesesatan karena mengajarkan pluralisme. Menurut dia, yang dimaksud pluralisme adalah paham yang menyakini kebenaran semua agama. Hal ini jelas bertentangan dengan pokok-pokok aqidah yang meyakini bahwa hanya risalah Islam yang benar dan satu satunya jalan keselamatan dunia akhirat. Konsekuensinya, segala ajaran/keyakinan di luar Islam terkategori sesat dan menyesatkan. Berbeda dengan pluralitas yang membenarkan bahwa dalam kehidupan ini terhadap berbagai macam agama dan keyakinan.

Acara semakin meriah dengan pentas kelompok nasyid ala debu SMA 1 Hanau yang membawakan lagu lagu religi. Selain itu, diisi dengan kuis dan pembagian novel remaja serta voucher pulsa gratis. Acara berlangsung sejak jam 9 pagi dan ditutup dengan buka puasa bersama.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*