NYPD: Memata-matai Muslim Tidak Menghasilkan Petunjuk atau Penyelidikan Kasus Teror

Selama lebih dari enam tahun memata-matai lingkungan Muslim, menguping percakapan dan melakukan katalogisasi mesjid, Satuan Unit Demografi Rahasia New York (NYPD) tidak pernah menhasilkan suatu petunjuk atau menyebabkan adanya penyelidikan kasus terorisme. Hal ini diakui oleh unit demografi itu dalam kesaksian di pengadilan yang dibuka pada Senin malam.

Unit Demografi adalah jantung program mata-mata polisi, yang dibangun dengan bantuan dari CIA, yang menghimpun database mengenai di mana kaum Muslim tinggal, berbelanja, bekerja dan beribadah. Polisi menyusup kelompok-kelompok mahasiswa Muslim, menempatkan para informan di masjid-mesjid, memantau khotbah-khotbah dan mendaftarkan setiap Muslim di New York yang mengadopsi nama baru keluarga Amerika.

Polisi berharap Unit Demografi itu akan berfungsi sebagai sistem peringatan dini bagi terorisme. “Terkait dengan Demografi,” kata Galati yang bersaksi bahwa informasi yang telah diberikan “belum menyebabkan dimulainya penyelidikan.”

Setelah Associated Press mulai melaporkan taktik-taktik yang mereka lakukan tahun lalu, para pendukung penyelidikan ini berpendapat bahwa Satuan Demografi merupakan pusat untuk menjaga kota agar tetap aman. Galati, yang merupakan komandan Divisi Intelijen NYPD, memberikan penjelasan resmi pertama mengenai Unit Demografi, dimana NYPD membantah pernah membentuknya ketika hal ini diketahui oleh AP tahun lalu. Sesuai aturan, kata Galati, seorang pebisnis dapat dicap sebagai “seorang yang berada di lokasi yang mendapat perhatian” saat polisi mengharapkan menemukan kelompok-kelompok Timur Tengah di tempat itu.

Kesaksian Galati adalah bagian dari gugatan yang dimulai pada tahun 1971 saat NYPD memata-matai para mahasiswa, kelompok-kelompok HAM dan para simpatisan komunis yang dicurigai selama tahun 1950-an dan 1960-an. Gugatan-gugatan itu, yang dikenal sebagai kasus Handschu, mengakibatkan adanya pedoman federal yang melarang NYPD untuk mengumpulkan informasi mengenai pidato politik kecuali hal itu berkaitan dengan terorisme yang potensial.

Para pengacara Hak-hak sipil percaya bahwa Unit Demografi telah melanggar undang-undang. Dokumen yang diperoleh oleh AP menunjukkan bahwa unit itu melakukan operasi di luar yurisdiksinya, termasuk di New Jersey. Dalam satu contoh yang dibahas dalam kesaksian itu, para petugas NYPD yang berpakaian preman yang dikenal sebagai “alat penyapu (raker)” menguping pembicaraan dua pria Pakistan mengeluh tentang kebijakan keamanan bandara yang mereka percaya tidak adil karena mengucilkan umat Islam. Galati mengatakan bahwa polisi diizinkan untuk mengumpulkan informasi itu karena orang-orang itu berbicara dalam bahasa Urdu, suatu fakta yang bisa membantu polisi menemukan teroris potensial di masa depan.

“Saya melihat dipakainya bahawa Urdu.” Galati bersaksi bahwa dia tidak bisa menemukan bukti atas hal itu.
Jaksa Jethro Eisenstein, yang mengajukan kasus Handschu lebih dari 40 tahun yang lalu dan mempertanyakan pernyataan tersumpah Galati, dan mengatakan bahwa dia akan segera kembali ke pengadilan untuk meminta ditutupnya Unit Demografi. Galati mengatakan, unit itu baru-baru ini berhenti beroperasi. Puluhan anggota Kongres telah meminta Departemen Kehakiman untuk menyelidiki NYPD. (rz/www.khilafah.com;Selasa, 21 Agustus, 2012)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*