Setidaknya 100 pengunjuk rasa dari Hizbut Tahrir berunjuk rasa di depan Gedung Sate, Bandung, Senin (2/9/2012). Isu yang mereka bawa hanya satu yakni menolak kedatangan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton sore ini di Jakarta.
Unjuk rasa berlangsung dengan tertib dengan pengawalan petugas kepolisian. Massa dari Hizbut Tahrir berdiri di sepanjang jalan sembari membentangkan spanduk berisi penolakan kedatangan Clinton ke Indonesia.
Pengunjuk rasa beralasan, kedatangan Clinton harus ditolak karena agenda yang ada di belakangnya. Mereka menafsirkan kunjungan tersebut hanya bermaksud untuk memperkuat pengaruh Amerika Serikat ke Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
“Kami ikut mendorong Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, untuk turut menolak kedatangan Menlu Clinton,” ujar orator unjuk rasa.
Beberapa agenda kedatangan Clinton yang diduga oleh pengunjuk rasa bakal dibahas seperti pembangunan gedung kedutaan besar Amerika Serikat di Jakarta dengan 10 lantai serta fasilitas mewah lainnya senilai Rp 4,2 triliun. Agenda lain yang tidak kalah pelik adalah rencana perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2041, rencana itu dikhawatirkan makin membuat kekayaan Indonesia dikeruk pihak asing. Hingga berita diturunkan, unjuk rasa masih berlangsung.(kompas.com, 3/9/2012)