Sholihah Sepanjang Tahun bersama Muslimah HTI Sleman
HTI Press. Smart teens : cemerlang, ceria, sholihah ! Inilah yel – yel yang kerap berkumandang di sela – sela acara Halal Bi Halal “Smart Teens” yang diselenggarakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD II HTI Sleman, di Hutan Mlanding, samping Gedung Rektorat Universitas Negeri Yogyakarta, Ahad ( 2/9 ).
Menurut Kak Rina, salah seorang panitia sie acara, kegiatan ini digelar sebagai sarana menjalin ukhuwwah remaja muslimah sekaligus meningkatkan pemahaman keislaman mereka melalui penyampaian materi yang dikemas menarik dan variatif. Tak heran jika acara yang bertajuk “Sholihah Sepanjang Tahun” ini cukup mendapat apresiasi dan respon segar para peserta. Gelak tawa seringkali terdengar mewarnai perjalanan sesi demi sesi.
Di awal pertemuan, Ustdzah Atik Tumiyati, salah seorang aktivis Muslimah HTI menyampaikan hikmah lebaran. Hikmah tersebut lebih banyak berisi tentang nasehat kepada para remaja yang notabene adalah anak dari orang tua mereka. “Untuk menjadi sholihah sepanjang tahun, salah satu yang dilakukan adalah mengetahui hak dan kewajiban sebagai anak terhadap orang tua”. Ustadzah Atik yang pernah menjadi guru TK teladan se-DIY ini juga merincikan beberapa kewajiban yang harus dilakukan anak terhadap orang tua, yaitu mentaatinya, menjaga hubungan baik, bicara dengan adab yang baik, bisa menerima tiap keadaan, dan senantiasa bermusyawarah dengan orang tua. “Dalam melaksanakan hak dan kewajiban tentu membutuhkan komunikasi anak dengan orang tua. Jadikan orang tua sebagai teman curhat dan anak juga bisa memberi nasehat kepada orang tua,” tandasnya.
Setelah tausiyah, acara dilanjutkan dengan games – games seru. Perang kacang sempat terjadi. Tapi perang ini bukan untuk menciptakan permusuhan. Justru dengan games perang kacang diharapkan menjadi sarana ta’aruf atau perkenalan sesama peserta. Peserta yang bisa menyebutkan identitas peserta lain akan mendapatkan kacang terbanyak dan mendapatkan hadiah. Tak kalah serunya adalah games lempar kertas. Dua orang yang berhasil melempar dan yang terkena lemparan maju di antara peserta lain. Ternyata kertas tersebut berisi tentang sebuah masalah yang harus diilustrasikan dengan model drama. Bak pemain sandiwara, beberapa peserta menampilkan ketrampilan bicaranya yang tak jarang membuat senyum bahkan tertawa para peserta.
Acara semakin seru dengan sharing berkelompok dan rujak party. Di sesi ini, para peserta diajak untuk berbincang banyak hal. Berbincang tentang suasana lebaran, makna silaturahmi, sampai diskusi tentang problematika seputar sekolah dan kehidupan remaja. Dari ngobrol tentang PR sampai kehidupan kaum muslimin zaman keemasan yang cerdas – cerdas. Diskusi berkelompok yang dipandu oleh masing – masing pemandu ini berjalan dengan hangat dan membuat tambah akrab.
Setelah berdiskusi, para peserta semakin bergembira dengan pembagian doorprize. Di akhir acara, Ustdzah Yuni Kartika memberikan kesimpulan bahwa untuk menjadi sholihah sepanjang tahun membutuhkan komitmen dan tekad untuk senantiasa berubah ke arah lebih baik. “Menjadi sholihah butuh ilmu. Ilmu keislaman bisa kita dapatkan melalui salah satunya dengan aktivitas mengaji,” kata beliau. Keseluruhan acara selesai dengan do’a dan berjabat tangan di antara peserta dan panitia.[]