HTI Press, Semarang. Ada tiga hal yang harus dihindari oleh para ulama ketika berdakwah untuk penegakan syariah dan khilafah. Tiga hal tersebut adalah Hubbud dunya, Al Jaah, wa karohiyatul maut. Ketiga hal tersebut seringkali menjadi penyakit untuk menjadikan enggan, menghindar, bahkan dapat menghalangi dakwah seruan penerapan syariah dan penegakan khilafah. Demikian disampaikan oleh KH Nashrudin dalam kalimah minal ulama pada acara Silaturahmi Akbar Keluarga Besar HTI di Semarang (9/9) yang dihadiri oleh 600-an yang terdiri dari ulama se Semarang dan sekitarnya serta undangan lainnya.
Hubbud dunya adalah sikap yang mementingkan kepentingan dunia atau kenikmatan lain di dunia. Kepentingan dan kenikmatan ini dapat berwujud materi, kedudukan, jabatan, maupun fasilitas dunia. Perasaan terlalu mencintai dunia ini dapat dengan cepat menghinggapi dan membuat keengganan untuk dakwah, padahal kenikmatan dunia ini akan langsung hilang jika kita meninggal dunia.
Kedua adalah Al Jaah (pangkat) menurut Imam Ghazali adalah posisi istimewa di hati masyarakat. Sikap senang dengan al jaah ini seringkali menjadikan mlempem dalam menyampaikan seruan syariah dan khilafah, karena khawatir akan ditinggal oleh jamaahnya. Terakhir adalah karohiyatul maut. Perasaan takut mati karena ancaman dari musuh islam. Padahal, semua orang pasti akan menghadapi ajal, entah dia berdakwah maupun tidak. Oleh karenanya Nashruddin berpesan untuk menghilangkan ketiga pikiran dan perasaan itu. Sehingga dengan didasari keimanan yang kokoh akan semakin lantang menyeru kepada umat tentang pentingnya penegakan syariah dan khilafah. Allohu Akabr ![Brojo/I’lamy Semarang]