HTI-Press,Gresik. Subhanallah, lebih dari 2300 ulama, kyai, tokoh masyarakat, ustadz dan para muhibbin dari berbagai pesantren di kota Sidoarjo, Surabaya, dan Gresik berbondong-bondong mendatangi kegiatan Liqo Syawal Ulama 1433 H bersama Hizbut Tahrir Indonesia di Ponpes Maskumambang Kec. Dukun Kab. Gresik.
Silaturrahim Akbar Keluarga Besar Hizbut Tahrir Indonesia bersama ulama & kyai dari beberapa pondok pesantren di 3 kota yakni Surabaya, Sidoarjo dan Gresik diadakan pada Sabtu (8/9/2012).
Beberapa ulama dan tokoh yang hadir di acara tersebut Ust Rokhmat S. Labib, MEI (ketua DPP Hizbut Tahrir), Ust. Fikri A. Zudiar (DPD HTI Jatim), KH. Fatihuddin Munawir, M.Ag dan Ust. Drs. H. Masyhud Bahri, Lc dari PP Maskumambang selaku tuan rumah LSU 1433 H, Ustad Abdul Wahab, S.Ag (PP Pelajar & Mahasiswa Darut Tafsir An Nahdhah Pongangan), KH. Kholili Adnan (mantan ketua PD Muhammadiyah Gresik), Ust. Syariful Alam (sesepuh Muhammadiyah Driyorejo), Ust. Fathurrahman, S.Ag (PP Al Furqon Driyorejo), Ust. A. Syukur (PP Hidayatullah Gresik).
Adapun dari Surabaya hadir Drs. KH. A. Nadhir, MA, MBA (alumnus PP Maskumambang), Ust. Abd. Majid (DMI Surabaya), Bpk. Sudarsono, SH (Hakim Konstitusi RI, Periode 2003-2008), Prof. Miri (Guru Besar IAIN ), KH. Yusuf Muhajir (PP Sidoresmo), KH. Ali Zainal Arifin (PP Darul Hikmah ), KH. Khairuddin (PP Ummul Quro sby). Sedangkan dari Sidoarjo tampak hadir Ust. Nashrudin (PP Al Ikhlas Kebonsari Candi Sidoarjo)
Dalam sambutannya KH. Fatichuddin Munawwir, M.Ag selaku mudir pesantren mengatakan Ponpes Maskumambang termasuk ponpes tertua karena didirikan pada tahun 1860 an. KH Fatichuddin juga menegaskan PP Maskumambang mau menerima Hizbut Tahrir karena Hizbut Tahrir memperjuangkan syariat Islam.
Sementara Ust. Rohmat S. Labib menyatakan sistem apa yang diterapkan negara hanya ada dua. Kalau negara tidak menerapkan syariat Islam, maka pasti menerapkan sistem kufur (selain syariat Islam). Kalau negara tidak menerapkan syariah Islam pasti terjadi kekacauan.
“Karena itu menegakkan khilafah yang akan menerapkan syariat Islam adalah kewajiban kaum muslimin termasuk para ulama, kalau ada ulama yang tidak memperjuangkan syariat Islam maka perlu ditanya keulamaannya,” tegas ketua DPP HTI ini.
Acara tersebut ditutup dengan doa untuk segera terwujudnya khilafah Islamiyah Rasyidah di muka bumi Indonesia. Hadirin juga mendoakan agar KH. Nadjih Ahyat selaku pemangku pondok yang berhalangan hadir karena sakit segera sembuh dan kembali beraktivitas memperjuangkan Syariat Islam lagi. (Infokom Gresik).