Purworejo, HTI Press. Bulan Syawal memiliki makna sebagai bulan peningkatan amal shalih setelah menjalani Ramadhan sebulan penuh. Syawal 1433 juga dijadikan Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Purworejo bersama para ulama, kyai dan tokoh masyarakat untuk menyelenggarakan Silaturahim Akbar Keluarga Besar Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Purworejo.
Silaturrahim Akbar keluarga besar Hizbut Tahrir DPD II ini dilangsungkan pada hari Ahad (16/9) di Gedung Artha Kencana KPPN Purworejo Jl Jend Urip Sumoharjo no. 85 Purworejo. Acara dimulai dengan registrasi peserta pukul 07.30 wib dan berakhir pukul 12.00 wib. Kurang lebih 1000 ulama, kyai, asatidz dan tokoh masyarakat dari Kabupaten Purworejo, Kab Kebumen, Kab/Kota Magelang dan sekitarnya menghadiri acara tersebut.
Sebelum acara dimulai peserta disuguhi dengan tampilan audio visual berupa Makanah Hizbut Tahrir Indonesia. Kemudian acara dibuka oleh MC yang cakap membangun suasana penuh khas ulama yaitu Ust Ibnu Katib.
Tilawah AlQuran dengan tartil oleh Ust. Muhammad Shobrun Jamil Al Hafidz dan lantunan syair Qashidah Burdah oleh Ust. Yahya Husein membuka acara silaturahim akbar ini. Kemudian dibacakan Kalimatut Taqdim oleh Ust Muhammad Naim Yasin(DPD II HTI Purworejo. Ust Yasin menjelaskan secara tegas perihal marhalah dakwah Hizbut Tahrir, yang sekarang berada di penghujung tafa’ul ma’al ummah. Hizbut Tahrir memiliki kegiatan dan rencana yang serius dalam menegakkan syariah dan khilafah melalui dukungan umat. Ust Yasin juga mengajak para ulama untuk terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam perjuangan penegakan khilafah dan penerapan syariah ini.
Setelah penayangan video profile HTI, Ust Dwi Condro Triono, Ph.D perwakilan dari DPP HTI menyampaikan kalimatul hikmah. Dalam uraiannya, Ust Condro menjelaskan tentang pentingnya peran ulama. Selain itu Ust Condro juga mengingatkan mengenai tugas ulama yang begitu mulia di Indonesia yaitu menyuburkan Indonesia agar tumbuh benih syariah dan khilafah, serta membuka pintu berkah dengan mengembalikan dunia ini dalam pangkuan khilafah. Sudah saatnya kontribusi ulama harus lebih ditingkatkan dalam dakwah yang mulia ini.
Beberapa ulama yang berkesempatan menyampaikan ‘Kalimah minal Ulama’ antara lain: Ust. Drs. H Pudjiono (anggota Pengurus Daerah Muhammadiyah Purworejo), Gus Muhaimin ( Pengasuh Ponpes Al Mujahidin Jomborsari Bener Purworejo), Ust. Drs H. Djumadi ( anggota Pengurus Daerah Muhammad Kebumen), dan KH Nashirudin Syukur ( Pengasuh Majelis Taklim Al Maqwa Magelang)
Para ulama ingin menegaskan kembali sebagai garda terdepan dalam perjuangan penegakan Khilafah. Selain itu, para ulama ingin berperan lebih besar lagi untuk mewujudkan Khilafah, sebuah model terbaik Negara yang mampu menyejahterakan umat. Meleburnya para ulama di Jawa Tengah dengan Hizbut Tahrir semakin mengokohkan dakwah syariah dan khilafah. Hizbut Tahrir yang pada awalnya merupakan gerakan para ulama, menemukan momentumnya kembali setelah beberapa tahun terakhir ini mendapatkan perhatian dan dukungan para ulama. Hanya ulama akhirat yang mukhlis yang dapat memahami urgensi Khilafah dan sekaligus bersedia bersama Hizbut Tahrir untuk meraih tujuan penerapan syariah secara kaaffah dalam bingkai Khilafah.
Diakhir acara dibacakan seruan Hizbut Tahrir Indonesia Pasca Ramadhan oleh Kyai Muhammad Ainurofiq Hidayat yang semakin meneguhkan para peserta agar tetap istiqomah dalam penegakkan khilafah. Setelah doa yang dipimpin oleh Kyai Umroni, para Ulama, Kyai,Ustadz dan Tokoh Masyarakat saling bermushofahah.[]