Ada 3 perkara yang menjadi alasan penting terjadinya kebangkitan Islam. Pertama adalah umat Islam harus berani melepaskan secara total atas ketergantungan terhadap dominasi kekuatan Barat. Keduanya, bersunya Ahlus Sunnah Wal Jamaah dan ketiga, berjuang menegakkan Khilafah Islamiyah. Demikian disampaikan Rahmat S Labib, Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
“Kita harus melepaskan ketergantungan kita kepada Barat bukan karena Eropa-nya, bukan karena Amerika-nya, tetapi karena akidah yang mereka peluk,” jelas Rahmat S Labib dalam tausyiahnya di acara “Liqo Syawal dan Silahturahim Akbar Keluarga Besar Hizbut Tahrir Indonesia” di lapangan Monumen Nasional (Monas), Selasa (24/09/2012) kemarin.
Menurut Labib, jika umat bisa tegas dalam meletakkan kekuatan Amerika dan para sekutunya sebagai “musuh”, maka inilah kunci pertama kebangkitan umat Islam.
Selain itu adalah persatuan Ahlus Sunnah Wal Jamaah dan bergerak bersama dalam membangun kebangkitan Islam. Menurutnya, hancurnya negara-negara Islam dari Palestina, Iraq hingga Afghanistan karena terjajah oleh Amerika dan kekuatan masih tidak bersatu. Parahnya, sebagian masih menganggap Amerika itu sebagai kawan.
Dari persatuan itulah, kaum Muslim bisa bergerak menuju kunci ketiga, yakni kebangkitan Islam. Dan kebangkitan Islam itu ditandai dengan berjuang menegakkan lahirnya Khilafah Islamiyah.
Sebelumnya, kepada hidayatullah.com, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) juga sempat menegaskan perbedaan konsep Khilafah Islam berbeda dengan sistem Imamah yang diyakini aliran Syiah. Menurut Syamsudin Ramadhan, pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) HTI, salah satu perbedaan penting antara Syiah dan Hizbut Tahrir Syiah menganggap seorang Imam adalah ma’sum (terpelihara dari dosa, yang itu merupakan salah sifat Rasul, red) sedangkan seorang khalifah tidak. (hidayatullah.com, 26/9/2012)