Kepala Staf Umum Pasukan Iran Hasan Fairuz Abadi menjelaskan dalam sebuah wawancara semi resmi dengan kantor berita ILNA (21/9/2012) bahwa perang yang sedang berlangsung di Suriah adalah perang di dalam negerinya. Ia mengatakan: “Apa yang dikatakan oleh Basyar al-Asad adalah benar, karena Suriah adalah garis depan dalam menghadapi entitas penjajah al-Quds. Dan saya telah mempertahankan garis ini selama bertahun-tahun.”
Pada tanggal 16/9/2012, Komandan Garda Revolusi Muhammad Ali Jaafari mengakui dukungannya terhadap rezim tiran di Syam (Suriah). Ia berkata: “Sejumlah anggota pasukan elit Quds berada di Suriah dan Lebanon. Namun itu tidak berarti bahwa kami hadir secara militer di sana. Kami hanya memberikan rekomendasi, pendapat dan pengalaman kami.”
Surat kabar Wall Street Journal mengutip Komandan Garda Revolusi yang mengatakan kepada sekelompok pelatih tentara Iran pada pertengahan bulan lalu : “Kami terlibat dalam pertempuran dengan semua dimensinya, baik yang sifatnya militer maupu budaya.”
Semua ini menimbulkan banyak pertanyaan di tengah kaum Muslim tentang penyebab sikap Iran yang memihak pada sezim Baath yang telah diperanginya di Irak, dan rezim sekuler yang sangat bertentangan dengan Islam dalam segala-segalanya, serta rezim kriminal yang tidak memiliki rasa kemanusiaan apapun.
Sementara Iran mengklaim sebagai negara yang selalu menolong masyarakat tertindas, dan masyarakat di dunia yang berusaha untuk membebaskan diri dari penindasan. Namun klaim Iran itu kontradiksi dengan sikapnya terhadap rakyat Suriah.
Sehingga betatapun mereka tertindas, mereka tidak boleh melawan rezim tiran, serta menuntut pembebasan dari kezaliman dan kriminalitas, karena menurut klaim palsu Iran itu bahwa rezim tiran itu boleh membantai semua rakyatnya, menzalimi dan menindasnya, serta menghancurkan rumah-rumah mereka, melanggar kehormatannya, membunuh anak-anak mereka sebelum mereka menjadi pemuda, dan para perempuan yang melahirkan mereka sebelum kaum laki-laki mereka! Bahkan Iran melemparkan tuduhan yang sangat keji terhadap rakyat Suriah, yaitu menjadi agen Amerika dan Zionis.
Dalam hal ini, Iran telah menyimpang dari setiap arti kebenaran, dan melakukan kebohongan secara sadar, serta menjauhkan makna kemanusiaan dengan mendukung aksi kriminalitas dan pembantaian secara brutal, bahkan berpartisipasi di dalamnya. Itu semua demi mencapai tujuan tertentu yang mencurigakan, yang membuatnya terlibat bersama dengan Amerika dan entitas Yahudi dalam upaya menghancurkan revolusi yang diberkati di Suriah. Iran memainkan nasibnya sendiri di wilayah tersebut untuk jangka panjang.
Iran telah kehilangan dukungan dan kepercayaan yang telah didapatkan sebelumnya. Sikap Iran ini akan diingat selamanya, bukan hanya sikapnya yang menyalahi Islam dan persaudaraan Islam, namun juga memperkuat eksistensi pendudukan Yahudi atas Palestina dengan dukungannya terhadap rezim yang menjamin keamanan entitas Yahudi (kantor berita HT, 25/9/2012).
Saran untk HTI agar merinci&mmpublikasikan persoalan Iran-hizbullah(lebanon)-suriah-zionis yahudi-Amerika dlm hal konspirasi mereka yg patut diungkap,trims
terbukalah kedok rezim iran