Laporan Akedemisi AS : Serangan Drone di Pakistan Adalah Kontraproduktif

Menurut laporan dari para akademisi AS drone membunuh sejumlah besar warga sipil dan meningkatkan perekrutan oleh kelompok militan
Program “target” pembunuhan oleh CIA dengan pesawat drone yang tak berawak di jantung wilayah kesukuan Pakistan secara politik merupakan tindakan yang kontraproduktif, yang membunuh sejumlah besar warga sipil dan merusak penghormatan terhadap hukum internasional, menurut sebuah laporan dari sekelompok akademisi AS.

Penelitian yang dilakukan oleh Stanford dan Fakultas Hukum universitas-universitas di New York , adalah berdasarkan wawancara dengan para korban, para saksi dan ahli, yang menyalahkan Presiden AS, Barack Obama, atas meningkatnya eskalasi serangan drone dengan target individual yang tidak bisa diidentifikasi oleh Pemerintah AS (yang dikenal sebagai “signature strike”) di mana individu atau kelompok yang dijadikan target hanya dianalisa melalui “pola hidup ” jarak jauh.

Banyak anggota keluarga yang takut untuk menghadiri acara pernikahan atau pemakaman, menurut laporan itu, karena takut kalau operator pesawat tak berawak AS salah menafsirkan mereka sebagai tempat pertemuan Taliban atau al-Qaeda.

“Cerita-cerita yang dominan tentang penggunaan drone di Pakistan seperti alat bedah yang akurat dan efektif yang membuat AS lebih aman dengan melakukan ‘pembunuhan yang ditargetkan’ terhadap para teroris, sehingga hanya menimbulkan kerugian atau dampak yang minimal adalah cerita-cerita yang tidak benar,” menurut laporan yang berjudul Living Under Drones (Hidup Di Bawah Intaian Drone).

Para penulis laporan itu mengakui sulit untuk memperoleh data akurat mengenai jumlah korban “karena upaya AS untuk melindungi program drone dari tuntutan publik, yang diperburuk dengan hambatan untuk melakukan investigasi independen atas serangan-serangan drone di Waziristan Utara”.

“Informasi terbaik yang tersedia”, menurut mereka, adalah bahwa antara 2.562 dan 3.325 orang telah tewas di Pakistan antara Juni 2004 hingga pertengahan September tahun ini – di antara mereka yakni 474 dan 881 adalah warga sipil, termasuk 176 anak-anak. Angka-angka itu telah dikumpulkan oleh Biro Jurnalisme Investigasi, yang memperkirakan bahwa 1.300 orang lainnya telah terluka dalam serangan pesawat tak berawak selama periode tersebut.

Laporan ini ditugaskan dan ditulis dengan bantuan dari organisasi Reprieve yang berbasis di London, yang mendukung tindakan pengadilan Inggris atas tuntutan Noor Khan, seorang Pakistan yang ayahnya tewas akibat serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat pada Maret 2011. Tuntutan hukumnya adalah tuduhan bahwa Inggris terlibat dalam serangan pesawat-pesawat tak berawak AS karena GCHQ, yang merupakan badan satu atap, berbagi informasi intelijen dengan CIA mengenai target serangan pesawat tak berawak tersebut.

“Pesawat drone terbang selama 24 jam sehari di atas perkampungan masyarakat di wilayah utara-barat Pakistan, dengan menyerang rumah-rumah, kendaraan-kendaraan, dan ruang publik tanpa peringatan lebih dulu,” kata fakultas hukum universitas Amerika tersebut.

“Kehadiran mereka menteror pria, wanita, dan anak-anak, sehingga menimbulkan trauma psikologis dan kecemasan di kalangan masyarakat sipil.  Mereka yang hidup di bawah intaian drone harus menghadapi kekhawatiran terus-menerus bahwa serangan mematikan itu dapat terjadi setiap saat. Disisi lain, mereka mengetahui bahwa mereka tidak berdaya untuk melindungi diri mereka sendiri.

“Ketakutan ini telah mempengaruhi perilaku masyarakat.  Tindakan AS dengan menyerang suatu wilayah beberapa kali, dan bukti-bukti bahwa pesawat-pesawat itu telah menewaskan regu penyelamat, membuat baik anggota masyarakat maupun para pekerja kemanusiaan takut atau tidak mau membantu para korban yang luka..”

Penelitian itu melanjutkan dengan mengatakan: “Bukti-bukti yang tersedia untuk umum yang mengatakan bahwa serangan-serangan itu telah membuat AS menjadi lebih aman secara keseluruhan adalah bukti yang keliru … Jumlah kaum militan ‘tingkat tinggi’ yang terbunuh dengan persentase dari jumlah total korban sangatlah rendah – diperkirakan hanya 2% [dari kematian kaum militan]. Bukti-bukti itu menunjukkan bahwa serangan AS telah memfasilitasi perekrutan kelompok-kelompok bersenjata non-negara, dan memotivasi serangan-serangan kekerasan lebih lanjut … Satu studi utama menunjukkan bahwa 74% rakyat Pakistan pada saat ini menganggap AS sebagai musuh. ”

Laporan yang berasal dari para pengacara Amerika dan bukan dari kelompok-kelompok HAM luar negeri itu, mengkritik kecenderungan atas debat di dalam negeri AS yang lebih berpengaruh atas legalitas perang drone.

“AS mentargetkan pembunuhan dan serangan drone melemahkan penghormatan atas aturan-aturan hukum dan perlindungan hukum internasional dan dapat merupakan suatu preseden yang berbahaya,” kata laporan itu, sambil mempertanyakan apakah Pakistan telah memberikan persetujuan atas serangan-serangan itu.

“Kegagalan pemerintah AS untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dasar dalam kebijakan pembunuhan yang ditargetkan itu, memberikan rincian-rincian tentang program pembunuhan yang ditargetkan, atau cukup untuk menetapkan faktor-faktor hukum yang terlibat dalam keputusan untuk menyerang telah menghalangi perdebatan demokratis yang perlu dilakukan tentang aspek-aspek kunci dari kebijakan-kebijakan luar negeri dan keamanan nasional AS.

“Tindakan AS juga dapat memfasilitasi jalan lain untuk memunculkan kekuatan mematikan di seluruh dunia dengan membentuk preseden berbahaya bagi pemerintahan lain. Ketika produsen drone dan para pejabat berhasil mengurangi hambatan kontrol untuk ekspor drone, dan ketika lebih banyak negara mengembangkan teknologi drone yang mematikan, hal ini malah meningkatkan risiko keamanan.”

Laporan itu juga mendukung seruan oleh Ben Emmerson QC, pelapor khusus PBB tentang kontra terorisme, bagi penyelidikan independen terhadap kematian akibat serangan pesawat tak berawak dan menuntut dikeluarkannya memorandum departemen kehakiman AS untuk menguraikan dasar hukum bagi pembunuhan yang ditargetkan di Pakistan.

Laporan itu menyoroti berubahnya dari tindakan yang dilakukan oleh mantan presiden George W Bush yang menargetkan para pejabat tinggi al-Qaeda, dan kemudian di bawah pemerintahan Obama, kepada tindakan yang menganalisa pola hidup di darat untuk memilih target.

“Menurut pihak berwenang AS, serangan-serangan itu mentargetkan kaum laki-laki yang menjadi sasaran tertentu, atau mendefinisikan karakteristik yang terkait dengan aktivitas teroris, tetapi yang identitasnya tidak diketahui sebagai sasaran serangan,” kata laporan itu. “Yang dianggap sebagai ‘definisi karakteristik ‘ belum pernah dipublikasikan.” Penduduk di Waziristan Utara saat ini takut untuk menghadiri pemakaman atau pertemuan-pertemuan lainnya, kata laporan itu.

Ketakutan bahwa agen AS membayar para informan untuk melampirkan tag elektronik pada rumah-rumah tersangka militan di Pakistan menghantui wilayah persukuan, menurut penelitian ini. “[Di] Waziristan … warga dicengkeram oleh rumor bahwa informan bayaran CIA telah menanam perangkat silikon-chip kecil sebagai pertanda bagi pesawat-pesawat drone untuk menembak.

“Banyak penduduk Waziris yang diwawancarai yang berbicara tentang ketakutan untuk diberi tag dengan chip oleh seorang tetangga atau orang lain yang bekerja baik untuk pemerintah Pakistan atau untuk AS, dan rasa takut salah dituduh sebagai mata-mata oleh Taliban lokal.”

Menurut Direktur yang meminta penangguhan hukum itu, Clive Stafford Smith, mengatakan: “Seluruh wilayah sedang diteror oleh ancaman kematian dari langit. Cara hidup mereka menjadi hancur:. Anak-anak menjadi begitu takut untuk pergi ke sekolah, orang-orang dewasa takut untuk menghadiri pernikahan, pemakaman , pertemuan bisnis, atau apapun yang melibatkan berkumpulnya orang dalam kelompok-kelompok.

“George Bush ingin menciptakan suatu ‘perang global melawan teror’ tanpa batas, namun impiannya itu telah diambil alih oleh Obama dengan perang drone ini.”

(rz; Sumber:www.guardian.co.uk, Selasa, 25 September 2012)

One comment

  1. Inilah Amerika, TERORIS TERBESAR DUNIA ! Pembunuh terbanyak umat manusia! Pembuat Teror, Ketakutan, Kehancuran di berbagai belahan dunia!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*