HTI-Press.Lasem.(23/9). “Kami mengajak para ulama untuk mengambil bagian lebih besar dalam perjuangan ini. Sebab, ulama adalah orang-orang yang memiliki kelebihan dalam ketakwaan dan ilmu. Ulama adalah orang yang disebut al-Quran sebagai hamba Allah Swt yang takut kepada-Nya. Ulama juga dinyatakan Rasulullah saw bagai warats al-anbiya’, pewaris para nabi. Semua kelebihan inilah yang membuat ulama dijadikan sebagai rujukan dan panutan bagiumat, khususnya dalam urusan dîn.”
Demikian seruan Hizbut Tahrir Indonesia pasca Ramadhan 1433 H yang dibacakan di hadapan +350 ulama dan muhibbin di acara Silaturahmi Akbar Keluarga Besar Hizbut Tahrir Indonesia pada Ahad 23 September 2012 di Gedung Pertemuan Soditan Lasem Rembang.
Acara yang dibuka dengan kalimatut taqdim oleh Agung Dwi Nurcahyo, DPD II HTI Kudus, mewakili shahibul hajah, menghadirkan kalimatul hikmah yang dihaturkan oleh H.M. Anwar Iman dan KH Ihsan Abdul Jalil (Alumnus PP TambakBerasJombang) keduanya dari DPP HTI. Dipaparkan betapa pentingnya adanya institusi Khilafah di tengah kaum muslimin: “Oleh karena itu, khilafah bukan hanya fardhu, namuntâj al-furûdh (mahkota kewajiban). Khilafah juga bukan sekadar wajib, namun ahamm al-wâjibat (kewajiban yang paling penting). Inilah yang dapat dipahami dari sikap para sahabat radhiyal-Lâh ‘anhum. Ketika mendengar Rasulullah saw wafat, mereka segera berkumpul di Saqifah Bani Saidah guna membahas dan mengangkat khalifah yang menjadi pengganti Nabi saw sebagai kepala negara. Bahkan demi segera tertunaikannya kewajiban tersebut, mereka harus menunda pemakaman jenazah Rasulullah saw. Padahal, siapa pun tahu bahwa mengurus dan memakamkan jenazah termasuk perkara yang harus disegerakan. Oleh karena itu, tindakan para sahabat yang lebih memilih sibuk mengurusi pengangkatan khalifah menunjukkan perkara tersebut merupakan kewajiban amat penting untuk disegerakan pelaksanaannya.”
Kalimah minal ulama yang disampaikan oleh Abdullah Hafidz, mubaligh dari Lasem, dan KH Markom, mubaligh dari Blora, mempertegas bahwa memperjuangkan Khilafah harus sesuai manhaj (thariqah) da’wah Rasulullah SAW.
Acara ditutup dengan doa oleh Kusmanto, DPD II HTI Kudus, setelah dibacakan Press Realease Juru Bicara HTI oleh Labib M Yusuf, DPD I HTI Jateng dan Seruan HTI Pasca Ramadhan 1433 H oleh Slamet Subiyanto, DPD II HTI Pati.[]