Bogorplus.com – Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Bogor menggelar acara sarasehan bersama dengan tokoh-tokoh kemasyarakatan di Kota Bogor. Acara yang menyoal Pengelolaan Air PDAM, serta merumuskan Pengelolaan Air yang Pro terhadap Rakyat dan sesuai dengan Syariah Islam ini dilaksanakan di salah satu aula rumah makan di bilangan Jalan Pajajaran, pada Rabu (3/10/12).
Dalam sarasehan ini, HTI menghadirkan tiga pembicara yaitu Prof. Dr. Ing. H. Fahmi Amhar Aktivis HTI Bogor & Peneliti Utama Badan Survey dan Pemetaan Nasional, namum disayangkan dua pembicara lain tidak datang, yaitu Memet Gunawan Direktur PDAM Tirta Pakuan dan Hermansyah Kepala Dinas Bina Marga dan Sumberdaya Air Kota Bogor. Acara tersebut juga dihadiri beberapa tokoh dari kalangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Kebudayaan dan Keagamaan, diantaranya adalah Eman Sulaeman dan Ace sumanta.
Menurut Gus Uwik selaku Ketua HTI Kota Bogor, tujuan diadakannya acara ini sebenarnya ingin memberikan sumbangsih terkait dengan pengelolaan air di Kota Bogor. Diketahui saat ini, Kota Bogor itu mengalami krisis air. Survei HTI di lapangan, masih banyak masyarakat Kota Bogor yang semakin hari debit air atau kualitas air semakin berkurang, serta dari sisi pelayanan juga berkurang.
“Ditambah ada rencana untuk menaikan tarif dasar air. Ini kontradiksi, disatu sisi pelayanan semakin menurun, kemudian harga air malah dinaikan. Di sisi lain, ternyata PDAM Tirta Pakuan menjadi ajang perebutan dari pihak-pihak tertentu untuk kepentingannya,” ujarnya kepada bogorplus.com.
Selain itu, dalam acara tersebut juga bertujuan untuk memberikan solusi dari sisi yang lain, bagaimana sebenarnya syariat Islam terkait dengan pengelolaan air ini. Solusinya, dalam kacamata HTI bagaimana islam itu mengatur terkait dengan air. Hal pertama, HTI inginkan adalah pengelolaan air ini bukan untuk dikapitalisasi jadi tidak mencari keuntungan.
Menurut Gus Uwik, dalam Islam pengelolaan air itu adalah dalam konteks pelayanan, artinya memang negara diwajibkan untuk mengelola air dengan sebaik-baiknya. Banyak riwayat dari Al-quran maupun hadist menyebutkan, bahwa mengambil harga di dalam pengelolaan air itu hukumnya haram, jadi dalam Islam menegaskan kalaupun negara atau pemerintah ingin mengelola air, maka wajib menyediakan dengan sebaik-baiknya.
“Kalaupun ada harga dalam proses pengelolaan air, itu bukan filosofi untuk mencari keuntungan, tapi memang harga itui muncul hanya sebatas biaya pengelolaannya saja,” tambahnya.
Sementara itu, menyoal tidak hadirnya dua pembicara dalam acara tersebut, Gus Uwik sangat menyayangkan ketidakhadirannya tersebut. Pada prosesnya, HTI sudah mengundang melalui surat satu bulan sebelumnya. Menurutnya, untuk bertemu saja susah, HTI sampai datang ke beberapa asisten pribadinya itu juga tidak terbuka.
“Justru di forum yang terbuka dan bertemu dengan tokoh-tokoh dari LSM, kebudayaan dan agama, kita diskusi dan mencari solusi dari masalah ini kan enak,” pungkasnya. (bogorplus.com, 3/10/2012)