Perdana Menteri Turki mengatakan negaranya tidak memiliki niat memulai perang, setelah parlemen Turki menyetujui tindakan militer atas Suriah.
Recep Tayyip Erdogan mengatakan otorisasi itu murni pencegahan semata, tetapi ia juga memperingatkan agar tidak menguji tekad negaranya.
Parlemen Turki memberikan otorisasi sebagai balasan terhadap serangan fatal Suriah pada kota Akcakale.
PBB mengecam keras serangan Suriah. Pernyataan Dewan Keamanan menyerukan pemerintah Suriah agar “menghormati kedaulatan dan integritas teritorial negara-negara tetangga.”
Pernyataan itu juga mengatakan insiden tersebut “menegaskan dampak parah krisis Suriah terhadap keamanan negara-negara tetangganya dan perdamaian serta stabilitas di kawasan.”
Ribuan warga Turki di berbagai kota melakukan protes atas kemungkinan negara mereka terlibat peperangan dengan Suriah.
Parlemen Turki menyetujui rancangan undang-undang yang memberikan kewenangan pada militer untuk melakukan operasi lintas batas atas Suriah dan menyerang berbagai sasaran di Suriah dalam waktu satu tahun.
Pemungutan suara darurat yang dilakukan secara tertutup itu dilaksanakan pasca serangan Suriah ke Akcakale menewaskan dua perempuan dan tiga anak-anak.
Turki membalas dengan menyasar sejumlah target di Suriah, untuk pertama kalinya sejak Suriah jatuh dalam krisis militer dan perang saudara 18 bulan silam.
Utusan khusus PBB untuk Suriah mengatakan dua pejabat militer Suriah terluka dalam aksi balasan itu.
‘Tolak perang!’
Erdogan mengatakan dalam konferensi pers di Akcakale pada Kamis malam, “Kami menginginkan perdamaian dan keamanan dan hanya itu. Kami tidak pernah tertarik memulai perang.”
Namun ia menambahkan, “Republik Turki adalah negara yang mampu membela warga dan perbatasannya. Tidak ada seorang pun yang harus menguji tekad kami dalam masalah ini.”
Erdogan juga mempertanyakan usulan yang mengatakan bahwa serangan itu bisa saja merupakan sebuah kecelakaan, dan mengatakan bahwa peluru kendali Suriah telah jatuh di tujuh lokasi berbeda di Turki sejak krisis dimulai.
“Bahkan hari ini pun ada peluru kendali yang jatuh di kota Hatay, distrik Altinozu,” kata dia.
“Satu kali adalah kecelakaan…tetapi bagaimana mungkin ini bisa disebut kecelakaan jika sudah terjadi delapan kali?”
Pada Kamis malam ribuan orang berkumpul di Lapangan Taksim, Istanbul, dan melakukan unjuk rasa anti perang.
Para demonstran menyerukan, “Tolak perang! Perdamaian sekarang! Kami tidak akan menjadi tentara untuk imperialis!”
Sejumlah spanduk yang dibawa pengunjuk rasa menuduh Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pimpinan Erdogan sebagai boneka AS. (bbc, 5/10/2012)