Demi mengatasi krisis ekonomi negaranya, Amerika ‘merayu’ Indonesia untuk membeli alat utama sistem senjata.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) benar-benar tidak akan melepaskan Indonesia menjadi bagian dari ‘kekuatan militer’ mereka. Setelah sebelumnya menawarkan hibah 10 unit pesawat tempur F16 kepada pemerintah Indonesia, Pemerintah Barack Obama kembali menawarkan delapan unit helikopter Apache.
Alasannya, pengadaan pesawat-pesawat tersebut dapat memperkuat alat utama sistem senjata (Alutsista) pertahanan Indonesia yang dianggap sudah usang. Sebelumnya pemerintah AS juga telah menghibahkan 24 pesawat serupa.
Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro, pada Agustus lalu mengakui, pemerintah Indonesai memang mendapatkan hibah 24 pesawat F16 dari Pemerintah AS. Setelah melakukan kunjungan langsung ke AS untuk melihat pesawat yang akan dihibahkan tersebut, AS kembali menawarkan hibah 10 unit lagi.
Rencana hibah tersebut sebelumnya diungkapkan Presiden AS Barack Obama kepada Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono di Bali, 18 Nopember 2011 lalu. Hibah 24 pesawat F16 dari AS rencananya akan tiba di Indonesia pada 2014.
Meski hibah, bukan berarti Pemerintah Indonesia tidak perlu mengeluarkan kocek negara. Sebab pesawat AS yang bakal datang ke Indonesia adalah F-16 model C/D atau jenis block 25 yang sudah pensiun dan tidak lagi masuk dalam inventaris Angkatan Udara AS.
Padahal yang Indonesia inginkan adalah F 16 block 52. Karena itu pesawat F-16 tersebut harus di-upgrade. Dana meng-upgrade F 16 block 25 menjadi block 52 diperkirakan mencapai 750 juta dolar AS atau setara dengan Rp 6,7 trilyun.
Dengan iming-iming hibah pesawat F-16, pemerintah AS ternyata tidak berhenti ‘merayu’ Indonesia. Ketika melakukan lawatan ke Indonesia, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton yang bertemu Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa menawarkan helikopter AH-64D Apache Longbow.
Berbeda dengan pesawat F-16 yang ‘gratis’, ‘rayuan’ Hillary berhasil menaklukkan ‘hati’ Marty. Pemerintah Indonesia akhirnya berniat membeli helikopter AH-64D Apache Longbow. Artinya kocek APBN bakal keluar lagi untuk mengisi kantong pemerintah AS.
Menurut laporan AFP, Hillary mengatakan pemerintah AS telah menginformasikan kepada Kongres tentang potensi penjualan delapan helikopter AH-64D Apache Longbow kepada Pemerintah Indonesia. “Perjanjian ini akan memperkuat kemitraan menyeluruh kita dan membantu meningkatkan keamanan di kawasan,” ujar Hillary.
Staf Ahli Wapres bidang Keamanan Wawan Hari Purwanto mengatakan rencana pembelian delapan unit helikopter Apache dari AS dapat memperkuat Alutsista pertahanan, mengingat alustsista yang dimiliki Indonesia banyak yang sudah usang karena sudah berumur 60-70 tahun.
“Pembelian delapan unit helikopter Apache ini jelas akan memperkuat dan memberikan perlindungan keamanan nasional bagi Indonesia. Ini juga menunjukkan hubungan Indonesia dengan pemerintah Amerika juga cukup bagus,” tuturnya.
Pernyataan senada juga sempat diungkapkan juru bicara Pentagon Kolonel Laut Leslie Hull-Ryde, seperti dikutip Reuters beberapa waktu lalu ketika pemerintah Indonesia bersedia menerima hibah pesawat tempur F-16. “Indonesia adalah mitra penting bagi AS dan pemimpin di Asia Tenggara. Departemen Pertahanan AS tengah bekerja untuk mendukung militer Indonesia dalam upaya memodernisasi kekuatannya,” katanya.
Pertanyaan apakah hibah pesawat F-16 dan pembelian helikopter Apache benar-benar untuk memperkuat kekuatan militer Indonesia? Jangan-jangan yang terjadi sebaliknya, justru menguntungkan Pemerintah AS. Secara ekonomi, sudah pasti AS bakal meraup laba trilyunan rupiah dari Indonesia.
Keuntungan lain yang bakal diambil pemerintah AS adalah dominasi kekuatan militer di Indonesia makin kuat. Apalagi sebelumnya pemerintah AS juga sudah berancang-ancang membangun gedung baru kedutaan besar yang cukup megah di Jakarta. Jika semua terealisasi, maka cengkraman AS di bumi Indonesia makin kokoh. Bahaya buat Indonesia, juga kaum Muslimin. (mediaumat.com, 8/10/2012)
Begitulah aqidah Kapitalis,dengan leluasa menguras migas,tambang negri ini masih juga belum puas juga menguras dana cash dari APBN dengan menjual barang rongsokan,mereka menjual sampah pada kita,tapi mereka mencuri emas dari kita dan hal itu dipersilahkan oleh penguasa kita