SJ: Sengketa Kepulauan Senkaku atau Diaoyu

بسم الله الرحمن الرحيم

Jawab Soal

 

Sengketa Kepulauan Senkaku atau Diaoyu

 

 

 

Pertanyaan:

Menteri pertahanan Amerika dalam kunjungannya ke Jepang pada tanggal 16 September 2012 menyatakan: “sengketa antara Cina dan Jepang dalam masalah kepulauan ini bisa meluas“ (AFP, 17/9/2012).  Ia juga mengatakan: “saya merasa resah sebab ketika negara-negara ini masuk dalam porvokasi satu sama lain tentang masalah kepulauan yang disengketakan ini maka hal itu akan memperbesar kemungkinan diambilnya keputusan yang keliru dari satu pihak atau pihak lainnya yang bisa menjerumuskan kepada kekerasan dan memicu pertikaian“ (AFP, 17/9/2012).  Hal itu akibat pengumuman Jepang pada tanggal 11/9/2012 bahwa Jepang telah membeli tiga pulau dari keluarga Jepang di laut Cina Timur,  yang Jepang klaim sebagai miiknya dan disebutnya kepulauan Senkaku.  Maka hal itu menimbulkan ketegangan antara Jepang dengan Cina.  Cina mengklaim kepulauan itu sebagai miliknya dan disebut Diaoyu.  Cina mengirimkan dua kapal perangnya ke wilayah kepulauan itu …

Pertanyaannya adalah: kenapa Jepang melakukan langkah tersebut dalam situasi ini?  Apakah Amerika memiliki peran dalam pertikaian ini?  Apakah pertikaian ini bisa sampai pada meletusnya perang atau sebaliknya akan reda kembali?

 

Jawab:

  1. Cina mengklaim bahwa tiga dari lima pula itu adalah milliknya dan dikuasai Jepang pada perang yang terjadi selama dua tahun 1894-1895.   Orang-orang Amerika mengontrol kepulauan itu pada Perang Dunia kedua setelah mengalahkan Jepang.  Saat itu kepulauan tersebut masuk ke wilayah Okinawa Jepang yang diduduki oleh Amerika pada perang tersebut dan Amerika mendirikan pangkalan militer di Okinawa itu.  Akan tetapi Amerika menyerahkan kepulauan itu kepada orang-orang Jepang pada tahun 1972 dengan jalan memberikannya kepada keluarga Jepang yang membelinya dari keluarga Jepang lainnya yang telah memiliki pulau itu sejak tahun 90-an abad ke-19 (sejak tahun 1890-an).  Luas kepulauan itu seluruhnya sekitar 6 km persegi, diantaranya berupa batu karang yang dikelilingi oleh laut dan tidak layak huni.  Akan tetapi kepulauan itu memiliki nilai strategis di laut Cina Timur.  Kepulauan itu dekat dengan jalur pelayaran maritim.  Disamping bahwa perairannya menyimpan potensi ikan yang besar.  Juga ada laporan tentang kemungkinan di situ ada cadangan minyak dan gas yang besar.

Masalah kepulauan ini diantara Jepang dan Cina ini sudah meletus beberapa kali.  Yang terakhir pada tahun 2010 yang juga sampai pada ketegangan serupa.

  1. Amerika telah memberi tahu Jepang secara resmi pada tanggal 29 Juni 2012 bahwa Amerika ingin menempatkan 12 pesawat Osprey di pangkalan militer Futenma di pulau Okinawa Jepang.  Penempatan pesawat itu akan sempurna pada akhir bulan ini (ASA – masress almashhad 1.7.2012).  Angkatan bersenjata Amerika mengumumkan bahwa salah satu pesawat itu akan memulai penerbangannya pada tanggal 2 September 2012 (Arabic news CN world, 20/9/2012).  Semua itu terjadi pada suasana adanya berbagai protes dari warga Jepang atas eksistensi Amerika, dimana eksistensi Amerika oleh orang Jepang dipandang dengan tidak suka.  Diantara warga Jepang ada yang menuntut orang-orang Amerika agar pergi dari negeri mereka.  Di sana (Okinawa) ada 47 ribu tentara Amerika. Hal itu sesuai perjanjian keamanan bilateral yang disepakati pada tahun 1960 dengan pemerintah Jepang pada masa pendudukan Amerika atas Okinawa. Cara itu digunakan oleh Amerika untuk merubah bentuk pendudukannya dan melanggengkan pengaruhnya di Jepang yang didudukinya.  Hal itu sama seperti yang dilakukan terhadap Irak ketika Amerika menandatangani perjanjian keamanan dengan pemerintahan Nouri al-Maliki pada tahun 2008 di bawah pendudukan Amerika secara resmi.  Demikian juga perjanjian keamanan strategis Amerika dengan pemerintahan Afganistan yang ditandatangani bulan lalu di bawah pendudukan Amerika yang tetap bercokol di sana.

Pada suasana ketidaksukaan penduduk Jepang terhadap eksistensi Amerika di negeri mereka itu, Amerika mengumumkan penempatan pesawat-pesawatnya!  Tentu saja pengumuman itu akan menambah penentangan dari warga Jepang…  Amerika memandang bahwa adanya suasana provokasi dengan Cina dan menampakkan bahwa perang dengan Cina sudah dekat akan membuat orang-orang Jepang menerima penempatan pesawat-pesawat itu dan meredakan protes mereka menentang eksistensi Amerika, dari sisi Amerika berdiri bersama Jepang dalam menghadapi Cina!  Begitulah yang terjadi.  Melalui kesepakatan Amerika dengan pemerintah Jepang yang terikat dengan politik Amerika secara kuat maka dipiculah masalah kepulauan itu dan bahwa kepulauan itu adalah milik Jepang, padahal masih dipersengketakan dengan Cina.  Hal itu akhirnya menyebabkan Cina terprovokasi dan menyebabkan adanya suasana menyesatkan terjadinya benturan dengan Cina dan perang bisa saja meletus.  Ini yang akhirnya meredakan penentangan orang Jepang terhadap eksistensi Amerika di negeri mereka karena dianggap eksistensi Amerika itu sebagai bantuan bagi mereka dalam menghadapi Cina.

  1. Oleh karena itu, dipicunya masalah kepulauan itu sekarang, setelah pengumuman penempatan pesawat-pesawat Osprey AS di Okinawa, merupakan langkah yang diinginkan oleh pemerintah Jepang dengan rancangan oleh Amerika untuk memprovokasi Cina sehingga tampak terjadi ketegangan antara Jepang dan Cina.  Dengan begitu orang-orang Jepang akan mengkhawatirkan Cina dan akhirnya menyerah kepada rencana Amerika yang dijalankan di kawasan mereka.  Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan para pejabat Amerika mengindikasikan dekatnya benturan atau dekatnya pendahuluan-pendahuluan terjadinya benturan!  Menteri pertahanan Amerika dalam kunjungannya ke Jepang pada tanggal 16-17 September 2012 mengatakan: “sengketa ini mungkin akan meluas“ (AFP, 17/9/2012).  Ia juga mengatakan: “saya merasa resah sebab ketika negara-negara ini masuk dalam provkasi satu sama lain tentang kepulauan yang diperselisihkan ini maka itu akan meningkatkan kemungkinan diambilnya keputusan yang keliru dari suatu pihak atau pihak lain yang bisa mengantarkan kepada kekerasan dan menghasilkan pertikaian“ (AFP, 17/9/2012).  Dan dia menyeru “kedua pihak untuk tenang dan menahan diri“.  Menteri pertahanan Amerika itu mendeskripsikan masalah seolah-olah hampir meletus perang antara kedua negara.  Hal itu demi tujuan-tujuan Amerika.  Ia menyebut perjanjian-perjanjian keamanan antara Amerika dan Jepang untuk menampakkan bahwa Amerika siap berdiri di samping Jepang.  Ia mengatakan, “kami menghormati komitmen-komitmen kami terkait perjanjian-perjanjian tersebut yang sudah eksis sejak lama dan tidak akan berubah“ (AFP, 17/9/2012).  Semua peningkatan eskalasi itu terjadi pada waktu dimana menteri pertahanan Amerika itu memfokuskan dalam pembicaraan-pembicaraannya dengan pemerintah Jepang atas rencana Amerika untuk menempatkan 12 pesawat Osprey di pangkalan militer Okinawa di tengah penolakan keras dari penduduk kepulauan selatan (Okinawa) itu sebagaimana yang dilaporkan oleh kantor berita Prancis (AFP) pada tanggal 16 September 2012.
  2. Reaksi Cina sangat emosional.  Cina mengijinkan demonstrasi-demonstrasi besar memenuhi jalan-jalan di kota mereka untuk memprotes langkah Jepang atas kepulauan yang secara resmi belum dikuasai oleh negara Jepang itu.  Akan tetapi ketika Jepang mengumumkan pembelian ketiga pulau itu dari keluarga Jepang agar menjadi milik negara Jepang maka kedaulatan secara resmi atas kepulauan itu menjadi milik negara Jepang.  Pada kondisi itu bisa dianggap seolah-olah Jepang melekatkan kembali kepulauan itu ke Jepang.  Masalah itupun memprovokasi Cina sehingga Cina menggerakkan beberapa kapal perangnya untuk melindungi perairan wilayah di laut Cina Timur ke arah kepulauan itu.  Perdana Menteri Cina Wan Jiabao memberikan pernyataan yang sangat membangkitkan emosi warga Cina. Ia berkata: “era penghinaan orang-orang Cina telah pergi selamanya“ (AFP, 17/9/2012).  Orang-orang Cina memgingat penghinaan yang menimpa mereka dari orang-orang Jepang baik yang terjadi para perang yang meletus antara Cina dan Jepang pada dekade 90-an abad ke-19 atau pada masa pendudukan Jepang langsung atas Cina pada dekade 30-an abad  ke-20 yang terus berlangsung sampai Jepang kalah dalam PD II di hadapan Amerika sehingga Jepang keluar dari Cina dan meninggalkannya untuk orang-orang Amerika.  Dekade-dekade kekalahan dan kehinaan yang menimpa orang-orang Cina di hadapan orang-orang Jepang tetap menjadi faktor yang provokatif bagi mereka.  Maka terpicunya masalah seperti ini bagi orang-orang Cina sangat mudah.
  3. Begitulah, Amerika sekali tangkap bisa mendapat dua ekor nyamuk.  Hal itu dengan jalan mendorong Jepang untuk menuntut kepulauan tersebut … dari sisi bisa memicu ketegangan suasana antara Cina dan Jepang agar kebutuhan atas keberadaan Amerika tetap ada dan memudahkan penerimaan masyarakat di Jepang.  Di sisi lain, Amerika ingin terus menyibukkan Cina dengan masalah regional yang mengalami ketegangan.  Hal itu tentu saja karena ambisi Cina kepada politik negara global bukan hanya di dalam batas-batas regionalnya saja.  Artinya Amerika terus menjalankan strategi untuk meredam Cina, membatasi pengaruhnya dan membatasi Cina dari strategi Cina untuk menguatkan posisi regionalnya agar mencapai posisi global, khususnya terhadap Amerika.  Begitulah, strategi Amerika di kawasan regional seputar Cina adalah untuk merealisasi tujuan ini.  Sebelumnya Amerika telah mengumumkan strateginya untuk memperkuat eksistensi Amerika di Asia Pasifik dalam bagian dari strategi baru Amerika.  Menteri pertahanan Amerika Leon Paneta pada tanggal 1 Juni 2012 mengumumkan strategi negaranya di kawasan Asia Pasifik dengan mengirimkan enam kapal induk dan mengalihkan 60% kapal perangnya ke kawasan Asia Pasifik pada tahun-tahun mendatang hingga tahun 2020. Amerika memicu semua pergolakan di hadapan Cina: di wilayah laut Cina Timur seperti yang terjadi dengan Jepang.  Juga di laut Cina Selatan dimana di situ terjadi ketegangan antara Cina dan Philipina atas pulau dan wilayah penangkapan ikan. Amerika juga memicu pergolakan antara Cina dan Vietnam atas perselisihan keduanya atas satu pulau dimana orang-orang Cina mengusir orang-orang Vietnam dari pulau itu pada tahun 1988.  Semua itu agar Cina tetap disibukkan di kedua kawasan itu!

Amerika juga berdiri di belakang negara-negara di kawasan itu, kecuali Korea Utara.  Amerika menggerakkan negara-negara itu melawan Cina agar Cina, seperti yang telah kami katakan, tetap disibukkan di kawasan regionalnya saja dan tidak bisa keluar, apalagi Amerika memiliki kontrol sempurna terhadap banyak negara dari negara-negara di kawasan itu seperti Korea Selatan di laut Cina Timur dan Philipina di laut Cina Selatan, dimana Amerika memiliki pangkalan militer di sana.  Juga seperti (kontrol atas) Indonesia yang mengekor politik Amerika. Kemudian Jepang yang tetap menjadi negara satelit yang berjalan di orbit Amerika.

  1. Ini tentang peran Amerika dalam masalah tersebut dan pemicuan masalah kepulauan itu pada waktu ini.  Adapun tentang sampainya provokasi ini hingga meletusnya perang antara Cina dan Jepang di seputar kepulauan tersebut, hal itu sejauh yang bisa diprediksikan kemungkinannya sangat jauh.  Ada pulau yang lebih besar dan lebih penting lagi seperti kepulauan Taiwan, dahulu bernama Formusa, saja Cina tidak memicu perang karenanya. Meski perlu diketahui bahwa Amerika sepakat dengan Cina untuk mengembalikan kepulauan itu kepada Cina secara damai.  Kemudian ada perselisihan dengan Philipina, Vietnam dan lainnya atas kepulauan Spratley di laut Cina Selatan, tanpa Cina terjerumus dalam perang dengan negara-negara itu.  Yang terjadi hanyalah, Cina membuka pintu atas kepulauan-kepulauan itu yang tidak bisa ditutup lagi!  Cina tidak akan mengorbankan kepentingan besarnya dengan Jepang hanya karena kepulauan ini.  Sebab skala perdagangan Cina dengan Jepang mencapai sekitar 300 miliar dolar per tahun.  Perusahaan-perusahaan Jepang yang beroperasi di Cina mempekerjakan lebih dari 20 juta pekerja Cina.  Cina juga mengambil manfaat dari teknologi dan keahlian Jepang.  Oleh karena itu, memicu perang dengan Jepang karena masalah kepulauan itu tidak akan menguntungkan bagi Cina.  Menteri pertahanan Cina Liang Guanglie dalam pertemuannya dengan menteri pertahanan Amerika pada tanggal 18 September 2012 pada kesempatan tanya jawab dengan para wartawan tentang apakah Cina berniat menggunakan kekuatan, ia mengatakan: “kami terus mengharapkan solusi damai dan diplomatik“ (AFP, 18.9/2012).  Hal itu menunjukkan bahwa sangat jauh kemungkinannya Cina melancarkan perang melawan Jepang demi kepulauan ini.
  2. Jika Cina tetap sibuk dengan masalah-masalah regionalnya, maka Amerika telah berhasil menjauhkan Cina dari politik internasional.  Akan tetapi yang benar adalah bahwa Cina menjadi ancaman afektif bagi politik Amerika pada lingkup global.  Cina menciptakan masalah-masalah yang mengancam kepentingan Amerika.  Artinya, Cina menerapkan politik ancaman efektif untuk politik Amerika di setiap kawasan di dunia.  Berikutnya hal itu memudahkan Cina menanamkan pengaruh efektifnya di kawasan-kawasan regionalnya, khususnya di dua wilayah laut Cina Timur dan laut Cina Selatan.

Akan tetapi, pemandangan yang bisa dilihat di dalam politik Cina bahwa Cina terus tersesat dengan masuk di politik global secara berpengaruh tetapi tidak menguntungkannya, melainkan Cina hanya memperhatikan kawasan regionalnya … tanpa memahami bahwa Cina tidak akan bisa memegang kontrol secara regional jika tidak memiliki ambisi-ambisi politik global dengan menciptakan masalah-masalah bagi Amerika untuk memaksa Amerika meringankan tekanan-tekanan terhadap Cina di kawasan regional Cina.  Selama Cina tidak menempuh politik ini, maka posisinya akan terus berfluktuasi.  Dan sebaliknya Amerika akan terus menciptakan ketegangan regional untuk Cina satu demi satu.

Diatas semuanya itu, barangkali sejarah akan mengulang dirinya sendiri baik total maupun parsial!  Dan al-Khilafah tegak kembali atas izin Allah.  Aktifitas politik internasional al-Khilafah “sebelum aktifitas militernya“ adalah mengusir barat dan Amerika dari kawasan Islami.  Hal itu akan menjadi model yang diikuti oleh Cina dalam mengusir pengaruh Amerika dari seputar Cina.  Sehingga aktifitas politik al-Khilafah akan merealisasi keamanan untuk Cina secara tidak langsung.  Hal itu seperti yang direalisasi oleh al-Khilafah dahulu dimana al-Khilafah merealisasi keamanan untuk Cina secara langsung.  Sumber-sumber Cina dan sumber-sumber Islam menyebutkan bahwa pada masa Khalifah Abbasiyah yaitu khalifah Ja’far al-Manshur negara Cina meminta bantuan al-Khilafah dalam meredam kekacauan yang melanda seluruh Cina pada tahun 756 M.  Maka khalifah mengirim kekuatan sebanyak 4 ribu tentara muslim sehingga masalah di Cina pun menjadi stabil dan para tentara muslim itu pun bisa mewujudkan keamanan untuk penduduk Cina.  Orang-orang Cina merasa takjub dengan akhlak para tentara muslim dan perilaku, sikap serta tindakan mereka yang baik.  Maka penduduk Cina meminta tentara-tentara muslim agar tetap bertahan di sisi mereka penduduk Cina.  Atas permintaan itu, tentara-tentara muslim pun tinggal di sana dan mereka berperan mengusung sifat pengemban dakwah, menyebarkan Islam, petunjuk dan cahaya di tengah warga Cina.  Diantara anak cucu mereka adalah kaum muslim Turkistan Timur sekarang ini yang ditindas oleh Cina saat ini dan bukannya memberikan balasan yang baik kepada kaum muslim!!  Lalu tidakkah Cina memahami masalah ini dan menghentikan pendudukannya atas Turkistan dan tidak mengingkari kebaikan?!

 

4 Dzulqa’dah 1433 H

20 September 2012

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*