Ribuan warga Pakistan yang menentang serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat dilarang masuk ke kawasan kesukuan di Waziristan Selatan yang berbatasan dengan Afghanistan.
Penyelenggara mengatakan militer Pakistan menghadang konvoi pengunjuk rasa yang dipimpin oleh mantan pemain cricket yang menjadi politikus Imran Khan pada Minggu, 7 Oktober.
Pihak berwenang mengatakan pengunjuk rasa dilarang masuk ke wilayah kesukuan karena alasan keamanan.
Setelah berunding, Khan dan rombongannya memutuskan untuk mundur dan menggelar aksi di kota terdekat Tank.
Dalam pidatonya di Tank, Imran Khan mengecam peran pemerintah karena gagal menghentikan Amerika Serikat melakukan serangan dengan pesawat tak berawak di daerah-daerah kesukuan di dalam wilayah Pakistan.
“Serangan pesawat tak berawak melanggar hak asasi manusia, serangan-serangan ini melanggar undang-undang internasional dan kedaulatan Pakistan dan hak-hak rakyatnya,” tutur Khan.
Dukungan
Menurut Imran Khan, serangan pesawat tak berawak oleh Badan Intelijen Amerika Serikat, CIA, telah menewaskan ratusan warga sipil dan memperkuat militansi Taliban.
Khan berangkat dari ibukota Pakistan, Islamabad pada Sabtu kemarin dan menggalang dukungan di sepanjang jalan sehingga jumlah pemrotes mencapai ribuan orang. Aksi ini juga diikuti oleh puluhan aktivis dari Inggris dan Amerika Serikat.
Dia menuturkan ingin mengunjungi wilayah perbatasan yang terkena serangan pesawat-pesawat tak berawak, tetapi sejumlah kelompok militan menilai mantan bintang olahraga cricket itu adalah alat yang digunakan Barat.
Daerah-daerah kesukuan di Pakistan, misalnya Waziristan Utara dan Waziristan Selatan, berbatasan langsung dengan Afghanistan dan digunakan sebagai pangkalan oleh kelompok militan untuk melancarkan serangan di Afghanistan. (bbc, 7/10/2012)