Orang-orang Barat kian lantang menghina Islam, sementara pemerintah mereka mendiamkam.
Orang-orang kafir terus mengusik kaum Muslimin. Di tengah berbagai aksi kaum Muslim menentang film anti-Islam Innocence of Muslims, para pembenci Islam kembali menghina Nabi Muhammad SAW.
Aksi terbaru mereka adalah penghinaan terhadap Nabi SAW dalam sebuah majalah Spanyol, El Jueves. Majalah tersebut memasang karikatur Nabi Muhammad SAW pada sampul atau kover depannya. Edisi terbaru El Jueves yang terbit pada Rabu (26/9) lalu menggambarkan sejumlah Muslim yang berdiri seperti barisan para tersangka saat diidentifikasi polisi. Di atasnya, terdapat tulisan dalam huruf besar: Pero … Alguien Sabe Como Es Mahoma? (Tetapi … apakah ada yang tahu seperti apa sosok Muhammad itu?).
Di atas tulisan atau judul itu di sebelah kiri, terdapat pula tulisan lain dalam kotak biru. Bunyinya: Revueltas Por Las Representaciones De Mahoma (Revolusi oleh perwakilan Muhammad).
Pemuatan karikatur ini hanya berselang seminggu setelah majalah Prancis, Charlie Hebdo, memasang karikatur yang menghina Rasulullah SAW. Sampul depan majalah tersebut menunjukkan seorang Yahudi Ortodoks mendorong sosok bersorban di kursi roda dan beberapa karikatur Nabi dimasukkan pada halaman isinya, termasuk beberapa digambarkan dalam keadaan telanjang.
Tidak berhenti sampai di situ, penghinaan berikutnya sudah disiapkan. Majalah satir terkemuka Jerman Titanic berencana menampilkan halaman depan edisi Oktober yang menunjukkan sebuah foto Bettina Wulff –istri mantan Presiden Jerman Christian Wulff—yang sedang dirangkul oleh seorang pria Arab yang mengenakan sorban dan memegang pisau.
Headline majalah edisi Oktober yang terbit pada 28 September mengatakan: “Barat Bangkit: Bettina Wulff Garap Film tentang Muhammad.” Edisi yang menghina Islam tersebut rencananya akan dicetak sebanyak 100.000 eksemplar.
Editor majalah Leo Fischer dalam sebuah wawancara dengan mingguan Der Spiegel mengatakan alasan kenapa mereka menerbitkan majalah yang akan menyinggung umat Islam tersebut, “Sekarang Muhammad menjadi buah bibir semua orang dan kami bereaksi akan hal itu,” ujarnya seraya menambahkan, majalahnya memberikan dukungan kepada majalah satir Prancis Charlie Hebdo.
Pertengahan Agustus lalu, atas nama kebebasan berekspresi, sebuah kelompok ekstrim kanan anti Islam bernama Pro-German menggelar pesta menggambar karikatur Nabi Muhammad SAW di Berlin, Ibukota Jerman.
Munculnya film, majalah, dan aksi yang menghina Nabi SAW ini menambah panjang daftar penghinaan yang dilakukan oleh orang-orang kafir Barat terhadap Islam. Tahun 2008 lalu, politisi anti-Islam Belanda Geert Wilders membuat film Fitna di internet. Dalam film itu ia mengutip cuplikan video kasus-kasus kekerasan di seluruh dunia. Intinya, dalam film berdurasi 15 menit itu, ia mencitrakan Islam sebagai agama barbar yang tidak berperkemanusiaan. Ajaran Islam digambarkan sebagai ajaran kekerasan.
Tidak berhenti di situ, setelah dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilan Belanda, Wilders sudah menyiapkan film berikutnya dengan judul yang sama, Fitna 2. Pemimpin Partai untuk Kebebasan (PVV) Belanda mengumumkan, filmnya yang akan mencerca kehidupan Nabi Muhammad tersebut akan dirilis tahun 2012. Seperti dikutip situs NIS News Bulletin(2/5/2011), Wilders mengungkapkan film terbarunya akan mengupas “”the barbaous life of the sick spirit of Mohammed” (kehidupan barbar dari roh sakit Muhammad).
Wilders berdalih ingin merangsang “debat publik” tentang Nabi Muhammad agar umat Islam meninggalkan Islam (murtad). “Perdebatan dapat menawarkan pemahaman dan dukungan kepada umat Islam di seluruh dunia untuk meninggalkan Islam,” katanya.
Pada 30 September 2005, harian Denmark, Jyllands-Posten memuat karikatur Nabi SAW. Sebelumnya juga beredar novel The Satanic Verses karya Salman Rushdie yang jelas-jelas sangat melecehkan Islam.
Barat Bertanggung Jawab
Munculnya penghinaan Nabi Muhammad SAW dan Islam tidak bisa dilepaskan begitu saja dari peran dunia Barat. Sejauh ini tidak ada negara Barat satu pun yang mencegah penghinaan itu terjadi. Malah, kian terlihat Barat membiarkan aktivitas itu terus berlanjut.
Ketika film Innocence of Muslims memicu kemarahan kaum Muslim di seluruh dunia, Presiden Amerika Serikat Barack Obama bersikeras pemerintahannya tidak akan melarang peredaran video bernada hujatan terhadap agama tertentu, di antaranya video cuplikan film anti-Islam Innocence of Muslims.
Ketika berbicara dalam Debat Umum Sidang ke-67 Majelis Umum PBB, Selasa (25/9), Obama justru menekankan semua pihak di dunia harus menghentikan kekerasan dan ekstrimisme dalam menanggapi pernyataan-pernyataan yang tidak dapat diterima. “Saya tahu ada yang bertanya kenapa kami tidak melarang saja video seperti itu. Jawabannya adalah ini diamanatkan oleh hukum yang kami miliki: Undang-undang kami melindungi hak kebebasan berbicara,” tegas Obama ketika menyampaikan pidato pada sidang di Markas Besar PBB, New York.
Sebelumnya, pengadilan Belanda juga membebaskan Wilders dari hukuman karena dianggap memicu kebencian maupun diskriminasi di kalangan masyarakat Muslim itu. Pengadilan Belanda menilai tudingan itu tidak berdasar.
Barat jelas-jelas melindungi para penghina Nabi SAW. Novelis Salman Rushdie justru memperoleh anugerah gelar kebangsawanan dari Ratu Elizabeth II. Bersama seorang wartawan CNN dan agen ganda KGB, ia menerima gelar ksatria yang menandai perayaan ulang tahun Ratu Elizabeth II pada 16 Juni 2007.
Sebuah informasi Wikileaks yang dimuat di surat kabar Norwegia Afterposten baru-baru ini menyebutkan, Kedutaan Amerika di Copenhagen ambil bagian ketika mereka mendengar bahwa Jyllands-Posten bermaksud mencetak ulang kartun Nabi Muhammad setahun setelah penerbitan pertamanya. Nah. (mediaumat.com, 11/10/2012)