Jakarta. Laporan perusahaan keuangan dunia Credit Suisse yang menyatakan “pertumbuhan orang kaya Indonesia, tertinggi dunia” menurut Anggota Lajnah Maslahiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ishaq sebagai bukti kegagalan sistem ekonomi kapitalisme dalam mendistribusikan kekayaan secara adil di dalam masyarakat.
“Jadi laporan tersebut menjadi bukti kegagalan kapitalisme dalam mendistribusikan kekayaan secara adil dalam masyarakat karena kekayaan dalam laporan itu ada pada pada segelintir orang superkaya yang asetnya di atas 30 juta USD yang jumlahnya 785 orang,” ungkapnya kepada mediaumat.com, Jum’at (12/10) melalui pesan singkat.
Di sisi lain penduduk yang miskin lebih dari 46 % standar World Bank. Artinya, lebih dari 109 juta penduduk Indonesia masih berpenghasilan kurang dari 2 USD perhari. Makanya, Indeks Gini Ratio yang mengukur ketimpangan pendapatan 2011 mencapai rekor tertinggi yakni 0.41. “Ini menunjukkan bahwa distribusi kekayaan di negeri ini sangat timpang!” tulisnya.
Menurut Ishaq, salah satu penyebab ketimpangan itu adalah pengelolaan kekayaan alam yang seharusnya dikuasai negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat justru diserahkan kepada swasta bahkan asing. “Ini berbeda dengan Sistem Ekonomi Islam yang mewajibkan negara mengelola kekayaan alam untuk kemakmuran rakyat,” catatnya.
Selain itu, Ishaq pun menyebutkan ada mekanisme baku untuk mentransfer kekayaan orang kaya kepada orang miskin, seperti zakat yang bersifat wajib dan memaksa bagi mereka yang kaya. Dengan demikian ketimpangan yang menyolok seperti dalam sistem kapitalisme tidak terjadi dalam Islam.
Sebelumnya, dalam laporan bertajuk Global Wealth Report 2012 yang dirilis pada Rabu (10/10) di Swiss, Credit Suisse menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang mengalami pertumbuhan orang kaya tercepat di dunia dalam lima tahun mendatang. Orang kaya Indonesia akan meningkat 99 persen atau hampir dua kali lipat dari 104 ribu orang pada tahun ini menjadi 207 ribu pada 2017.
Namun dalam laporan itu, Credit Suisse juga menyoroti kekayaan yang tidak merata. Indonesia yang memiliki penduduk 237 juta jiwa dan penduduk dewasa 155 juta ini, 82 persennya masih miskin. Mereka memiliki total kekayaan tak lebih dari USD 10 ribu atau sekitar Rp 95 juta. Prosentase ini jauh lebih tinggi dibandingkan penduduk miskin dunia yang hanya 69 persen. (mediaumat.com, 12/10/2012)