قال يحيى بنُ معاذ: عَجِبْتُ مِن ثلاثة: رجُل يَرائي بِعَمَلِهِ مخلوقًا مِثْلَه وَيتركُ أنْ يَعْمَلَهُ للهِ، وَرَجُل يَبْخَلُ بِمالهَ وَربهُ يستقرْضُه مِنه فلا يُقْرِضُهُ مِنه شَيْئًا، وَرَجُل يَرغَبُ في صُحْبةِ المخُلوقَين وَمَوَّدتِهَم والله يَدْعِوهُ إِلَى صُحْبَتِهِ وَمَودَته. (عبد الْعَزِيز بن محمد السلمان، موارد الظمآن لدروس الزمان الجزء الأول).
Yahya bin Mu’ad berkata: “Aku heran pada tiga hal: Pertama, seseorang yang beramal dengan riya’ (dipamerkan) kepada makhluk sesamanya, sebaliknya ia enggan beramal karena Allah. Kedua, seseorang yang kikir dengan hartanya, sementara Tuhannya meminta pinjaman padanya, namun ia tidak meminjamkan sedikitpun harta pada-Nya. Ketiga, seseorang yang senang bersahabat dan berkawan dengan para makhluk, sementara Allah menyerunya agar bersahabat dan berkawan dengan-Nya.” (Abdul Aziz bin Muhammad Salman, Mawârid al-Dzam’ân li Durûs al-Zamân Juz II).
Sumber: http://www.hizb-ut-tahrir.info/info/index.php/contents/entry_20567