Ujian Nasional Sumber Masalah Pendidikan Berkarakter

HTI Press, Bandung. Para guru SMP, SMA, SMK sederajat Se Bandung Raya menghadiri acara Silah Ukhuwah Guru dan Pelajar yang diselenggarakan oleh Lajnah Dakwah Sekolah HTI Kota Bandung, dalam menyikapi penyimpangan perilaku remaja, teroris, geng motor, dan tawuran pelajar pada Ahad (14/10) bertempat di Aula SMA Darul Hikam yang dihadiri oleh 80 Guru. Hadir pada kesempatan acara ini dari Binmas Polrestabes Kota Bandung yang diwakili oleh Bapak Aiptu Zainudin sebagai Keynote Speaker dan Para Pembicara dari Dinas Pendidikan Kota Bandung Bapak Dedy Dharmawan, S.Pd, M.M.Pd, Praktisi Pendidikan DR. Fahmi Lukman M.Hum, Guru dan perwakilan HTI DPD II Kota Bandung Bapak Asropi, S.Si. Dalam materinya Bapak Dedy Dharmawan selaku Kabid. SMA/SMK Dinas Pendidikan Kota Bandung menyampaikan permasalahan yang sangat substansial dalam pendidikan, ujian nasional tidak menceminkan pada pelajar untuk membentuk mental dan kemampuan yang dimilikinya. “Permasalahan pelajar dan pendidikan sesungguhnya terletak pada masalah Ujian Nasional yang tidak membentuk pendidikan berkarakter pada pelajar, kembalikan permasalahannya kepada Islam pasti akan selesai” paparnya.

Dalam sambutannya ketua HTI DPD II Kota Bandung Ust. Yuana Ryan Tresna S.E M,Ag menyampaikan dua hal, “agar adanya penanaman pendidikan berkarakter, dan rohis merupakan sebuah institusi kecil di sekolah untuk menciptakan para kader yang shalih dan shalihah”. Pendidikan berkarakter sangat dibutuhkan bagi apara pelajar karena akan mengeluarkan potensi dan kemampuan yang ada pada setiap pelajar. Praktisi pendidikan Dr. Fahmi Lukman M,Hum menyampaikan “problematika pembelajaran pada saat ini adalah karena ketidakpercayaan pada setiap manusia serta hilangya potensi dan kemampuan bagi para pelajar yang disibukkan dengan ujian, sehingga seharusnya para pelajar ditanamkan basic skill dan Islam jelas harus dijadikan sebagai way of life” Tegasnya.

Para pelajar disibukkan dengan hal ujian padahal banyak potensi yang seharusnya dikembangkan dari pihak sekolah. Guru serta perwakilan HTI DPD II Kota Bandung Bapak Asropi menjelaskan “Para Siswa itu  lebih termotivasi belajar untuk ujian yang merupakan ujung tombak dari akhir persekolahan” ungkapnya. “Sehingga ujian benar-benar dijadikan sebagai tolok ukur keluluisan serta untuk mendaptkan nilai yang bagus, tanpa memperhatikan karakter diri yang ada pada siswa” Tambahnya. Salah satu Peserta guru  yang hadir menyampaikan statement “saya baru masuk Islam  5 tahun, setelah 33 tahun non muslim saya sangat berharap dengan adanya training-training Islam bagi para pelajar dapat membekali dan menambah pemahaman agama untuk mereka serta berharap adanya pengajaran dakwah di sekolah” Ujarnya. []MI Bandung

One comment

  1. diadakan ujian saja para pelajar santai, apalagi tidak dilakukan ujian walaupun “UN sebagai ujung tombak” dalam kelulusan. permasalahannya adalah karena semakin lemahnya sistem pendidikan dan SDM pendidik yang memang dilapangan ditemukan banyak pendidik yang tidak kompeten di bidang keilmuannya. bagaimana kualitas pendidikan dalam menjalankan KBM. bahkan ada ditemukan fakta (mohon maaf) orang yang tadinya berprofesi sebagai penjual plastik di pasar tiba-tiba beralih menjadi seorang guru, krn faktor kedekatan dengan yang punya lembaga. jadi menurut saya tidak ada masalah diadakan atau ditiadakan sistem UN sebagai tolok ukur dalam kelulusan siswa. benahi dulu sistem dan kualitas pendidiknya. sehingga menghasilkan siswa yang berkualitas….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*