Kelompok HAM Human Rights Watch mengatakan ada bukti bahwa pasukan Suriah menggunakan bom rumpun sebagai bagian dari serangan udara yang semakin sengit terhadap daerah yang dikuasai pemberontak
Kelompok itu mengatakan hari Selasa bahwa pemerintah membantah menggunakan bom cluster, tapi foto, video, dan wawancara dengan korban menunjukkan meningkatnya penggunaan bom selama dua minggu terakhir.
Human Rights Watch mengatakan telah menerima informasi tentang hantaman bom rumpun di lebih dari 35 lokasi, termasuk Idlib, Homs, Aleppo dan Deir Ezzor.
Juga Selasa, televisi pemerintah Suriah mengatakan Presiden Bashar al-Assad telah mengeluarkan amnesti baru, memberikan pengampunan kepada mereka yang melakukan kejahatan sebelum 23 Oktober.
Pemerintah Suriah telah menawarkan sejumlah amnesti sejak konflik dimulai pada bulan Maret 2011, biasanya dengan syarat bahwa pengampunan tidak termasuk orang-orang yang mengambil bagian dalam pembunuhan.
Sementara itu, kepala penjaga perdamaian PBB mengatakan ia sedang bersiap-siap seandainya gencatan senjata berlangsung di Suriah. Herve Ladsous mengatakan kepada wartawan hari Senin bahwa terlalu dini untuk membahas ukuran kekuatan pasukan penjaga perdamaian, dan bahwa upaya tetap berfokus pada mendorong utusan PBB-Liga Arab Lakhdar Brahimi untuk menetapkan gencatan senjata.(voaindonesia.com, 24/10/2012)