Majalah Forbes menyebut Detroit sebagai “Kota Paling Berbahaya di Amerika” pada tahun 2012. Kota yang terletak di negara bagian Michigan itu memiliki catatan kriminal paling tinggi dibandingkan dengan kota-kota lain, yaitu sekitar 2.137 per 100 ribu penduduk.
Angka ini memang turun 10 persen, tetapi masih lebih besar lima kali dari rata-rata nasional. Dengan demikian, hasil ini lebih dari cukup untuk menobatkan Detroit sebagai “Kota Paling Berbahaya di Amerika” selama empat tahun berturut-turut.
Berita-berita kriminal terbaik datang dari kota dengan populasi lebih dari 713 ribu jiwa ini. Misalnya: pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, dan penyerangan.
Wali Kota Detroit, Dave Bing, sempat mendapat sindiran saat dia mengikuti pertemuan di sebuah gereja Lutheran, awal tahun lalu. Bahkan, kalimat tersebut datang dari seorang petugas kepolisian. “Apa yang Anda lakukan untuk menghentikan masa suram ini, peredaran obat-obatan, sejumlah pembunuhan?” ujarnya seperti dilansir dari Detroit Free Press.
Juru bicara Kepolisian, Inspektur Charles Wilson, mengakui kota mereka merupakan tempat yang berbahaya, khususnya jika Anda merupakan anggota baru sebuah geng di sana. Kebanyakan kasus pembunuhan, antara pelaku dan korban, malah saling mengenal. “Ini bukanlah kekerasan yang terjadi secara acak. Alih-alih menyelesaikan konflik dengan cara yang manusiawi, mereka lebih memilih menggunakan senjata,” kata Inspektur Charles Wilson.
Ada 10 kota yang ditetapkan majalah Forbes sebagai “Kota Paling Berbahaya di Amerika”. Setelah Detroit, pada urutan kedua ada St. Louis. Kota dengan populasi 320,454 jiwa ini tingkat kejahatan kriminalnya sekitar 1.857 per 100 ribu penduduk. Lalu berturut-turut, yaitu Oakland, Memphis, Birmingham, Atlanta, Baltimore, Stockton, Cleveland, dan Buffalo.
Untuk menentukan “kemenangan” Detroit ini, majalah Forbes merangking kota-kota di AS yang memiliki populasi lebih dari 200 ribu, sesuai dengan tingkat kejahatan kriminal dalam laporan data awal tahun 2011 milik FBI’s Uniform Crime. Berbeda dengan standar laporan pihak kepolisian, batas perkotaan dan ekonomi dapat menjadi sesuatu yang menyulitkan untuk membandingkan kepadatan penduduk seperti Detroit. Forbes menggunakan kota, bukan area wilayah metropolitan yang lebih besar, yang mana bisa merugikan kota-kota yang lebih tua dengan batas-batas yang ketat.
Namun, pemilihan 10 kota ini tetap menunjukkan konsistensinya baik dalam tingkat kekerasan maupun ranking kejahatan individual seperti pembunuhan dan pemerkosaan. Contohnya St. Louis yang menempati urutan kedua kota paling berbahaya, secara nasional menduduki urutan keempat dalam hal pembunuhan, urutan kelima dalam kasus perampokan, dan urutan ketiga dalam hal penyerangan. (tempo.co, 22/10/2012)