Seorang tentara Yordania tewas dalam bentrokan dengan kelompok militan bersenjata yang berusaha menyeberangi perbatasan ke Suriah pada hari Senin dan bentrokan sektarian terjadi sepanjang malam di Libanon hingga menyebabkan lima orang tewas. Hal ini terjadi akibat dari perang saudara di Suriah yang melebar ke negara-negara tetangga.
Menteri Informasi Yordania, Sameeh Maaytah, mengatakan bahwa prajurit itu adalah anggota militer negara pertama yang tewas dalam kekerasan sehubungan dengan perang saudara di Suriah. Dia meninggal dalam bentrokan dengan kaum militan yang mencoba memasuki Suriah secara ilegal untuk bergabung dengan kelompok pemberontak untuk melawan rezim Presiden Bashar Assad.
Sebuah pernyataan oleh militer Yordania mengatakan bahwa tentara itu tewas dalam baku tembak dengan kelompok yang beranggotakan delapan tersangka militan yang bersenjata pistol dan senapan mesin. Tentara Yordania menahan kelompok bersenjata yang dicurigai.
Sejumlah kelompok Islam asing telah ikut berperang di Suriah bersama dengan para pemberontak. Gerakan Salafi yang dilarang di Yordania telah mengirim beberapa pejuangnya ke Suriah dalam beberapa bulan terakhir dan patroli perbatasan Yordania telah menangkap sebagian dari mereka baru-baru ini.
Pada hari Minggu, kantor berita Petra melaporkan bahwa pihak berwenang Yordania telah menggagalkan “komplotan teroris” dan menangkap 11 tersangka al-Qaeda yang merencanakan untuk melakukan serangan bunuh diri di pusat-pusat perbelanjaan dan terhadap para diplomat.
Maaytah mengatakan bahwa para tahanan itu datang dari seberang perbatasan Suriah dan “mereka tertangkap basah,” tambahnya. Dia juga mengatakan bahwa pihak berwenang menyita senjata dan peta yang menunjukkan lokasi dari tempat-tempat yang direncanakan untuk diserang.
Libanon
Di Libanon, kekerasan sektarian juga meletus sehingga memicu kekhawatiran tentang stabilitas negara itu setelah seorang pejabat tinggi keamanan tewas dalam serangan bom mobil dan menyalahkan negara tetangga Suriah.
Tentara mengatakan mereka bertekad untuk memulihkan ketertiban, dimana kota pelabuhan di utara, Tripoli, juga terguncang akibat pertempuran antara para simpatisan dan lawan Assad yang menewaskan lima orang.
Pada sore hari, para personel angkatan bersenjata memasuki ibukota distrik Sunni Tariq Jdideh, dan tentara mengambil posisi di jalan-jalan yang mengarah ke kota itu, kata seorang jurubicara militer.
Sebelum fajar, enam orang terluka saat tentara menyapu wilayah Tariq Jdideh saat fajar ketika mengejar sekelompok pria bersenjata.
Di Tripoli, yang merupakan kota basis kaum Sunni yang beroposi terhadap rezim Assad, seorang wanita dan empat pemuda tewas dalam bentrokan antara kaum Sunni dan Syiah Alawi, kata sumber keamanan.
Sering terjadi bentrokan di Tripoli akibat ketegangan yang melebar melintasi perbatasan Suriah, dimana pemberontakan selama 19 bulan itu telah menewaskan lebih dari 34.000 orang.
Libanon menjadi tegang sejak Jumat, ketika kepala intelijen Jenderal Polisi Wissam al-Hassan tewas dalam pemboman di Beirut.
Al-Hassan adalah seorang Sunni yang menentang rezim Suriah dan sekutu kuatnya di Libanon yakni kelompok Hizbullah Syiah. Pemberontakan di Suriah didominasi oleh mayoritas Sunni yang berperang melawan rezim Assad, yang seperti banyak orang di rezimnya merupakan anggota sekte Syiah Alawite. Libanon dan Suriah memiliki kelompok-kelompok sektarian yang sama yang telah memunculkan ketegangan di kedua negara.
Sebagian besar Sunni Libanon terutama menudukung pemberontak Sunni di Suriah, sementara Syiah Libanon cenderung mendukung Assad.
Pembunuhan itu telah membahayakan keseimbangan politik yang rapuh di Libanon. Banyak politisi yang menyalahkan Damaskus atas pembunuhan itu dan para pengunjuk rasa yang marah mencoba menyerbu istana pemerintah setelah pemakaman al-Hassan pada hari Minggu, dengan melampiaskan kemarahan mereka pada para pemimpin mereka yang dianggap sebagai boneka rezim pembunuh Suriah. Namun, mereka didesak mundur oleh pasukan tentara yang melepaskan tembakan ke udara dan melemparkan tembakan gas air mata.
Serangan bom mobil di Beirut itu memicu seruan bagi Perdana Menteri Najib Mikati, yang kabinetnya didominasi oleh sekutu Hizbullah di Damaskus, untuk mengundurkan diri. (RZ)
Sumber: alarabiya.net (22/10/2012)