Rohingya Kembali Bergolak, HTI Tuntut Pengusiran Dubes Myanmar

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar aksi memprotes pembantaian Muslim Rohingya yang dilakukan oleh kelompok Budha Burma di Myanmar. Aksi ini sendiri diadakan langsung di depan kedutaan besar Myanmar di Jakarta, Rabu (31/10/2012).

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) HTI Farid Wadji menilai sikap pemerintah Myanmar sudah tidak bisa ditolerir. Pasalnya selain mendiamkan pembantaian terhadap Muslim Rohingya, pemerintah Myanmar juga telah melarang dilaksanakannya sholat Idul Fitri dan Sholat Idul Adha oleh Muslim Rohingya.

“Pemerintah Myanmar juga melarang Muslim Rohingya untuk menyembelih hewan Qurban,” jelasnya dalam orasi di aksi damai tersebut.

Selain itu, Farid menilai pendapat militer Myanmar yang menyatakan bahwa umat Muslim Rohingya bukan bagian dari Myanmar adalah sangat menyesatkan dan penuh dusta.

Secara fakta Farid mencatat bahwa Rohingya telah ada di tanah Myanmar sejak 877 M dibawah Kekhalifahan Harun Ar Rasyid.

Keterikatan bangsa Arakan Rohingya dengan Kekhalifahan Harun Ar Rasyid itu bisa dilihat dari sumber kata Arakan itu sendiri. Kata Arakan berasal dari bahasa Arab yaitu Arkan. Arti Arkan itu sendiri adalah rukun.

“Kesultanan Islam di Arakan Rohingya pernah berdiri rukun selama tiga abad sejak tahun 1430 M – 1784 M,” jelasnya lagi.

Negara Myanmar sendiri menurut Farid tidak lebih dari negara yang kemerdekaan adalah hadiah dari Inggris saat perang dunia kedua. Farid dengan berapi-api dalam orasinya lantang mendesak pemerintah untuk menyelesaikan masalah Rohingya dengan dua jalan.

Jalan pertama adalah memutuskan hubungan diplomatik dengan Myanmar. Alasan utama pemutusan hubungan diplomatik ini dilandasi sikap arogan pemerintah Myanmar yang melarang dibukanya kantor OKI disana.

Langkah kedua adalah mengirimkan kekuatan militer untuk menghentikan serangan bersenjata etnis Burma yang diprovokasi oleh pendeta-pendeta Budha di sana. (hidayatullah.com, 31/10/2012)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*