“Ketika Gelombang Korea Menerjang Generasi Muda”

 HTI Press. 03/11/2012. Sekitar 40 orang mahasiswi muslimah dari berbagai departemen dan angkatan di IPB, hadir di Ruang Kuliah AGR 307 Faperta, dalam acara Diskusi Inspiratif Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Chapter Kampus IPB Dramaga. Tema yang diangkat adalah “Ketika Gelombang Korea Menerjang Generasi Muda”. Mereka sangat antusias untuk mengikuti acara ini, karena tema yang disajikan menarik dan dekat dengan kebiasaan di tengah teman-teman mereka. Pembicara yang dihadirkan adalah Ibu Siti Nuryati, S.TP, M.Si, Staf Humas IPB, yang juga aktivis MHTI.

Pada awal penyampaian materi, Siti Nuryati membacakan ayat suci al-Quran, surat al-A’raaf ayat 179, yang artinya sebagai berikut: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (TQS al-A’raaf [07]: 179).

Beliau kemudian mendefinisikan kata “gelombang”, yang maknanya identik dengan sesuatu yang besar, serta punya energi dan dampak yang besar. Akan tetapi, banggakah kita dengan gelombang budaya Korea? Faktanya, mayoritas generasi muda sangat asyik dan mudah untuk membicarakannya, termasuk untuk mengikuti arus gelombang Korea. Meski sejatinya, ada fenomena yang tanpa sadar terjadi. Generasi muda saat ini mudah/rapuh untuk dibawa ke mana saja. Pada akhirnya, mereka akan begitu mudah untuk mengikuti segala animo dalam rangka semakin jauh dari tuntunan Allah Swt.

Pembicara pun mengajak para peserta untuk semangat mencari bekal Islam di kampus ini. Jadilah generasi yang tidak ikut diterjang gelombang Korea, dan jadilah generasi yang bisa bermanfaat bagi umat di luar sana. Agar kita pun tak menjadi generasi instan, yang hanya bertujuan mencari kerja setelah lulus. Tapi haruslah menjadi generasi yang ketika di luar bangku kuliah bisa membantu menyelamatkan generasi yang lain.

Sesi diskusi ditutup oleh Host dengan kesimpulan bahwa jangan pernah menebar pemakluman pada hal-hal yang mubah. Karena dari sanalah mulai muncul kecanduan-kecanduan serta sampai meninggalkan kewajiban-kewajiban. Gelombang Korea, Eropa, dsb, itu ada dan eksis karena diperkuat cengkeramannya oleh sistem yang diterapkan. Oleh karena itu, sebagai generasi muda harus memanfaatkan waktu untuk mengkaji Islam. Di akhir acara, panitia menyajikan tayangan “Mengenal Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia” untuk semakin menyemangati peserta dalam mengkaji Islam.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*