بسم الله الرحمن الرحيم
Tiada Kehormatan dan Kemuliaan
Kecuali Berhukum dengan apa yang Telah Diturunkan Allah
Publik sejak beberapa bulan ini telah menyaksikan pergerakan-pergerakan rakyat secara luas yang belum pernah terjadi sebelumnya, seputar krisis politik yang sangat parah. Seandainya kita mendalami fakta politis yang ada, niscaya kita melihat bahwa masalahnya terpusat pada dua sebab utama: demokrasi dan pengaruh orang kafir. Adapun demokrasi maka demokrasi merupakan pemikiran yang salah. Demokrasi tegak di atas asas pemisahan agama dari kehidupan. Demokrasi tidak layak untuk manusia, sebab tidak sesuai dengan realita manusia. Demokrasi tidak mampu mengatur interaksi-interaksi di antara manusia. Sebab standar kebenaran di dalam demokrasi adalah suara mayoritas dan itu merupakan standar yang salah. Dan sebelum semuanya itu, demokrasi merupakan sistem yang batil sebab bertentangan dengan akidah Islam.
Sedangkan tentang pengaruh orang kafir, para penguasa Kuwait mengambil orang-orang kafir sebagai pelindung sejak Kuwait dipisahkan dari daulah Utsmaniyah, Daulah al-Khilafah, hingga hari ini. Hal itu menjadikan orang-orang kafir mempunyai jalan untuk menguasai kaum Muslimin. Sehingga akhirnya orang kafir memperalat negeri demi kepentingan-kepentingannya, merampas harta kita dengan transaksi-transaksi ilusif, dan merampok minyak kita dengan perjanjian-perjanjian yang tidak fair. Jadilah orang-orang kafir itu bisa meracuni akal-akal kita dengan tsaqafah (kultur)nya, merusak kehidupan kita dengan peradabannya, membeli perlindungan kita dengan pengaruhnya dan lebih dari itu merampas kehendak kita. Akhirnya kita tersesat dan mengikuti orang kafir sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta.
Bisa jadi ada yang mengatakan, apa hubungan pengaruh orang kafir dengan krisis politis dalam negeri sekarang ini? Jawabnya bahwa orang kafir dengan pengaruhnya itu, memaksakan demokrasi kepada kita, meskipun demokrasi itu tidak produktif. Orang kafir dengan pengaruhnya itu menghalangi kita untuk mengambil Islam sebagai sistem, meski Islam merupakan sistem yang produktif. Orang kafir dengan pengaruhnya itu juga menyerang kita dengan tsaqafah (kultur) yang rusak untuk menghalangi kita dari Islam dengan sifatnya sebagai sistem kehidupan dan asas untuk kekuatan, kemuliaan, ketegaran dan kehormatan.
Solusi mendasar untuk keluar dari krisis ini adalah dengan menyelesaikan sebab-sebabnya, demokrasi dan pengaruh orang kafir.
Adapun demokrasi, maka itu wajib kita campakkan. Kita wajib mengambil kitabullah dan sunnah rasul-Nya serta apa yang ditunjukkan oleh keduanya sebagai sistem pemerintahan menggantikan demokrasi. Sebab Islam tegak di atas akidah yang sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal dan memenuhi hati dengan ketenteraman, serta sesuai dengan realita manusia sebab Islam itu berasal dari Sang Pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan. Allah SWT berfirman:
]أَلاَ يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ[
Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui? (TQS al-Mulk [67]: 14)
Dan Islam mampu mengatur interaksi-interaksi diantara manusia sebab Islam meliputi solusi-solusi untuk seluruh problematika manusia. Allah SWT berfirman:
]…وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ[
Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu (TQS an-Nahl[16]:89)
Dan di dalam Islam, standar kebenaran adalah dalil dan bukannya suara mayoritas.
]قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ[
Katakanlah: taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kalian kepada Rasul (TQS an-Nur ;24]: 54)
Dan Islam adalah sistem yang produktif sebab manusia mengimaninya dan berhimpun di atasnya.
]…لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ[
Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. (TQS al-Anfal [8]: 63)
Harus diketahui bahwa menerapkan Islam secara praktis para tataran realitas bukanlah perkara mustahil dan bukan merupakan suatu bentuk khayalan. Sebab Allah SWT telah memerintahkan hal itu dan Allah SWT tidak akan memerintahkan sesuatu yang kita tidak mampu dan Allah tidak membebankan sesuatu yang tidak sanggup kita usung. Hizbut Tahrir telah mengistinbath Rancangan Konsitusi Daulah al-Khilafah yang mengandung 191 pasal, terkait dengan sistem pemerintahan, struktur negara, sistem ekonomi, tata pergaulan, politik pendidikan, politik luar negeri … dan lainnya. Rancangan Konstitusi itu telah tersebar dan telah diketahui oleh banyak orang di antara masyarakat. Jika manusia diseru kepada Allah dan rasul-Nya agar memutuskan perkara diantara mereka, maka mestinya niscaya tidak seorang mukminpun yang tertinggal darinya dan tidak menyambutnya sebab Allah SWT berfirman:
]إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا[
Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan.” “Kami mendengar dan kami patuh.” (TQS an-Nur [24]: 31)
Adapun langkah-langkah praktis untuk melepaskan diri dari pengaruh kafir adalah dengan menghapus semua perjanjian perlindungan dengan pihak asing manapun, mengakhiri eksistensi militer asing apapun dan menyudahi keistimewaan-keistimewaan militer yang dimiliki asing siapa pun. Juga dengan memutus hubungan-hubungan diplomasi dengan negara-negara penjajah, Amerika, Inggris, Perancis dan Rusia.
Lepas dari pengaruh kafir bukan perkara yang mustahil. Sebab Allah SWT telah memerintahkan hal itu ketika Allah mengharamkan agar orang kafir mempunyai jalan untuk menguasai kaum Mukminin, dan ketika Allah SWT mewajibkan agar keamanan kita adalah dengan keamanan kaum Muslimin sendiri. Allah SWT berfirman:
]…وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلاً[
… dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman. (TQS an-Nisa’[4]: 141)
Dan Allah SWT tidak memerintahkan sesuatu yang kita tidak mampu dan Allah tidak membebankan sesuatu yang kita tidak sanggup.
Kami katakan kepada warga kami,
Kewajiban kita secara syar’iy adalah mengoreksi penguasa, mengingkarinya dan membatasinya di atas kebenaran saja jika penguasa menetapkan di tengah kita suatu kemungkaran, menghancurkan hak diantara hak-hak kita atau melampaui apa yang menjadi hak-haknya. Allah SWT berfirman:
]وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ…[
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang mungkar … (TQS Ali Imran [3]: 104)
Rasulullah saw juga telah bersabda:
« وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنْ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوْشِكَنَّ اللهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَاباً مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُوْنَهٌ فَلاَ يُسْتَجَابُ لَكُمْ »
Demi Zat yang jiwaku ada di genggaman tangan-Nya, sungguh kalian memerintahkan yang ma`ruf dan mencegah dari yang mungkar atau sungguh hampir-hampir Allah mengirimkan siksa dari sisinya terhadap kalian kemudian kalian berdoa dan tidak dikabulkan (HR at-Tirmidzi dan Ahmad)
Nas-nas syariah yang bertebaran menunjukkan dengan qath’iy atas wajibnya mengoreksi penguasa. Namun nas-nas juga menunjukkan wajibnya merujuk kepada Allah dan rasul-Nya ketika ada perselisihan, yakni merujuk kepada dalil-dalil syariah berupa al-Kitab dan as-Sunah, bukan merujuk kepada demokrasi dan suara mayoritas, keterikatan-keterikatan kepada asing dan hitung-hitungan kemaslahatan. Allah SWT berfirman:
]…فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ…[
… Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian… (TQS an-Nisa [4]: 59)
Maka bertakwalah kepada Allah dan jangan mengekor di belakang remah-remah demokrasi, sekulerisme dan negara sipil. Janganlah Anda mengikuti kekufuran layaknya orang lemah mengikuti orang yang kuat. Anda adalah sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk umat manusia, dengan akidah, agama dan keimanan Anda. Ketahuilah bahwa orang-orang kafir merupakan musuh yang nyata bagi Anda. Ketahuilah bahwa orang-orang kafir itu najis dan bahwa hati mereka membenci Anda dan mereka menyukai apa yang menyengsarakan Anda. Mereka tidak akan rela kepada Anda hingga Anda mengikuti milah mereka.
Sebagai ganti tuntutan atas negara sipil, mekanisme demokrasi dan penerapan konstitusi buatan manusia… Maka yang wajib adalah kita laksanakan perintah-perintah Allah dan rasul-Nya dengan berjuang menuntut penerapan kitabullah dan sunnah rasul-Nya di bawah Daulah al-Khilafah ar-Rasyidah, dan mengambil akidah Islamiyah sebagai asas pemikiran dan tsaqafah (kultur) islami sebagai alat pemahaman dan amal.
24 Dzulhijjah 1433 H
9 November 2012 M
Hizbut Tahrir Wilayah Kuwait