Jalan Baru Intelektual Muslimah (Visi Pembebas Generasi)
HTI Press. Surakarta (10/11/2012), Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Chapter Kampus DPD II Hizbut Tahrir Indonesia kota Surakarta menyelenggarakan Bedah Buku Akbar 2012 dengan judul “Jalan Baru Intelektual Muslimah (Visi Pembebas Generasi)” di Aula Universitas Islam Batik (UNIBA) Surakarta. Acara ini menghadirkan 50 intelektual muslimah se-soloraya (mahasiswa, dosen). Selaku Keynote Speech dalam acara ini : Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu (Rektor UNIBA Surakarta), Pembicara I: Siti Muslikhati, S.Si, M.Si (Tim Penulis Buku, Dosen HI UMY), Pembicara II: Wiwid Rahayu, S.P, S.P (Dosen FP UNS), serta Pembanding: Setya Widyawati, S.Kar, M.Hum (Dosen STSI Surakarta).
Ketua Muslimah Hizbut Tahrir DPD II HTI Kota Surakarta, Sri Wahyuni, SE. dalam sambutannya, menyampaikan bahwa “semua bangsa pasti menginginkan generasi yang berkualitas demi menjadi bangsa yang terkuat dan terdepan. Namun faktanya banyak kerusakan yang melibatkan generasi penerus bangsa. Ada anggapan bahwa solusinya adalah perbaikan sistem pendidikan. Sementara sistem pendidikan sesungguhnya tidak dapat berdiri sendiri melainkan ditopang oleh sistem politik, ekonomi, peradilan, pergaulan, dan lain-lain. Hanya Islam-lah yang mampu menciptakan sinergi dari sistem-sistem tersebut demi mencetak generasi cemerlang.” Sri Wahyuni juga menyampaikan harapan agar acara bedah buku tersebut mampu membangun kesadaran di kalangan intelektual muslimah bahwa Islam merupakan sistem yang dapat menciptakan generasi berkualitas melalui diterapkannya syariah dan khilafah.
Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu pada keynote speech-nya memaparkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara sistem ekonomi dengan sistem pendidikan bagi lahirnya generasi cemerlang. Sistem ekonomi kapitalis-lah yang saat ini mengungkung dan mendorong masyarakat untuk mengejar kesejahteraan berupa materi. Untuk itu, sangat dibutuhkan peran ibu yang cerdas untuk melahirkan generasi yang berkualitas. Pada penutup pidatonya, Endang memberikan tanggapan positif terhadap hadirnya buku “Jalan Baru Intelektual Muslimah (Visi Pembebas Generasi)” yang disusun oleh tim dari Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia.
Sebagai penghantar menuju acara ini, panitia memutarkan video “Kapitalisme Merusak Tatanan Kehidupan Masyarakat”. Dengan dipandu oleh Tri Yaningsih, S.Pd selaku moderator, Siti Muslikhati, S.Si, M.Si sebagai pembicara pertama sekaligus salah satu tim penulis mengulas materi dalam buku “Jalan Baru Intelektual Muslimah (Visi Pembebas Generasi)”. Siti Muslikhati memaparkan materinya “Politik Pendidikan Khilafah: Melahirkan Generasi Cemerlang” bahwa di sistem kapitalis justru dengan meningkatnya intelektualitas masyarakat akan meningkatkan problem dominan di masyarakat karena bersifat merusak karakter/kepribadian generasi. Sistem pendidikan yang saling terkait dengan sistem politik maupun ekonomi akan mampu melahirkan generasi cemerlang apabila keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara melaksanakan perannya dengan baik sesuai aturan Islam dalam bingkai Khilafah Islamiyah.
Selanjutnya, video “Ironi Dunia Pendidikan (Mahal)” diputarkan sebagai penghantar pembicara kedua (Wiwid Rahayu, SP, MP) dalam menyampaikan materinya. Wiwid Rahayu lebih menekankan pembahasan pada gagalnya sistem ekonomi kapitalis dalam menunjang sistem pendidikan. Sebaliknya, sistem ekonomi Islam merupakan pilar pendukung terwujudnya generasi cemerlang. Karena dalam sistem ekonomi Islam, negara memiliki independensi kekuasaan dalam menentukan kebijakan ekonomi sehingga mampu menyejahterakan rakyat dan memiliki posisi tawar yang tinggi di dunia. Penerapan sistem ini harus didukung oleh tiga pilar, yaitu: ketaqwaan individu, kontrol masyarakat, dan negara yang menerapkan sistem Islam. Sedangkan Setya Widyawati, S.Kar, M.Hum selaku pembanding menilai bahwa buku “Jalan Baru Intelektual Muslimah (Visi Pembebas Generasi)” sebagai suatu karya ilmiah yang memaparkan pilar-pilar kehidupan manusia yang saling terkait dan mendasarkan pembahasan kepada wahyu al-Qur’an dan as-Sunnah. Di akhir telaahnya terhadap buku tersebut, Setya Widyawati menyampaikan bahwa pada saatnya nanti, buku ini wajib dimiliki oleh setiap anggota masyarakat, dan bukan hanya kalangan intelektual muslimah saja. Acara diakhiri dengan doa penutup dan ramah tamah saat sesi makan siang seusai acara.[]