Massa dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sumatera Utara mengecam serangan membabi buta yang dilakukan Israel di Jalur Gaza Palestina. Dalam aksi unjuk rasa yang digelar Rabu (21/11/2012) pagi di Konsulat Jendral Amerika di Medan, ratusan orang itu juga menyangkan sikap Amerika Serikat yang cenderung mengabaikan peristiwa kemanusiaan tersebut.
Atas kondisi tersebut, HTI meminta agar Pemerintah Indonesia sebagai pemerintah dengan penduduk muslim terbesar di dunia, bersama negara Islam lainnya untuk mengecam tindakan tersebut dan memberikan dukungan konkret kepada Palestina dengan mengirimkan pasukan.
Ketua Lajnah Sakofiah HTI Sumut, Fatih Almalawi, mengatakan, serangan yang dilakukan Israel ke Jalur Gaza sudah bukan lagi merupakan kejahatan perang, melainkan kejahatan kemanusiaan. Hal itu terlihat dari jumlah warga sipil tewas jauh lebih banyak, dibandingkan korban dari pihak milisi yang menjadi sasaran tentara Israel.
Dia juga meminta, untuk mengantisipasi semakin banyaknya korban jiwa yang jatuh dari pihak sipil, pemerintah negara-negara Islam harus aktif. Sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan Israel untuk melakukan serangan susulan.
“Ini sudah di luar batas prikemanusiaan. Serangan Israel tidak bisa dibenarkan karena telah membunuh puluhan warga sipil. Amerika yang selama ini mengaku sebagai penjaga perdamaian, juga diam dan cenderung mendukung. Kita tidak boleh membiarkan Palestina menghadapi ini sendiri. Kita harus imbangi dengan kekuatan militer kita dan negara-negara Islam lainnya. Kalau setiap negara Islam mengirimkan 500 tentara, saya pikir Israel dan bahkan Amerika Serikat akan berpikir kembali dengan kebijakannya terkait Palestina ini. Mari kita bersatu,” ajaknya.
Fatih menilai, sikap pemerintah Indonesia sampai saat ini masih sebatas sikap normatif, yang cenderung berupa sikap simpatik semata. Sebagai negara yang cukup penting dalam dunia Islam, pemerintah dinilai memiliki kemampuan untuk mengajak negara-Islam lain di dunia menghentikan konflik di Timur Tengah, yang bermuasal dari keberadaan Israel.
“Diplomasi pemerintah kita loyo, padahal kita ini kan kuat di dunia Islam. Kalau pemerintah mau, kita bisa menjadi pemimpin dunia Islam untuk menyelesaikan konflik di timur tengah, tapi sayang pemerintah sepertinya lebih suka berteman dengan kawanan barat,” tandasnya.(okezone.com, 21/11/2012)