Hizbut Tahrir
Palestina
Rabu, 04 Muharram 1434/18 November 2012
Keterangan Pers
Para Menteri Luar Negeri di Kaero Meyakinkan Entitas Yahudi bahwa Mereka Tidak Akan Menggerakkan Pasukan Mereka.
Mereka Mengunjungi Gaza untuk Menjaga Raut Muka Mereka dan Menekan Otoritas Hamas agar Menerima Gencatan Senjata Jangka Panjang yang Menjaga Keamanan Yahudi
Pada waktu di mana serangan terhadap warga Gaza terus berlanjut dan alat-alat perang Yahudi terus melakukan pembunuhan dan penghancuran, para menteri luar negeri Arab melalui lisan menteri luar negeri Qatar, Jasem bin Hamed, dan menteri luar negeri Yaman, mengirim surat yang meyakinkan entitas Yahudi bahwa rezim-rezim Arab tidak akan menggerakkan pasukannya untuk menolong Gaza. Dan bahwa mereka mencukupkan diri hanya dengan memprotes serangan dan menyeru negara-negara besar dan PBB untuk menghentikan serangan, memberikan bantuan kemanusiaan, melakukan kunjungan simbolis ke jalur Gaza dan menekan otoritas Gaza, Hamas, untuk menerima gencatan senjata jangka panjang yang menjaga keamanan Yahudi.
Entitas Yahudi perampas Palestina sesungguhnya merasa ngeri dengan revolusi-revolusi di dunia Arab. Revolusi-revolusi itu menyerukan mobilisasi pasukan umat ke Palestina untuk membebaskan Palestina dan menghancurkan entitas Yahudi. Apalagi, kaum revolusioner Syam terus berjalan dalam langkah-langkah yang teguh untuk mengembalikan kekuasaan kaum Muslimin dari penjaga Yahudi, despot Syam Bashar Assad, yang menjaga front utara tanpa letusan senjata satu pun selama empat puluh tahun.
Entitas Yahudi paham bahwa warga Syam yang mukhlis jika mereka berhasil melenyapkan Assad dan membaiat seorang imam untuk kaum Muslimin yang memerintah mereka dengan Islam, maka pada waktu itu tidak akan tersisa lagi eksistensi untuk entitas Yahudi. Karena itulah mereka berusaha mati-matian untuk meraih gencatan senjata jangka panjang di front selatan dengan jalur Gaza melalui serangan brutal terhadap warga Gaza ini. Mereka melakukan itu dengan sengaja berkolusi dengan rezim Arab pengkhianat dalam menekan otoritas Gaza supaya mereka bisa leluasa menyiapkan diri untuk front Suria.
Rezim boneka Arab meyakinkan entitas Yahudi bahwa mereka berupaya menjaga keamanan entitas Yahudi melalui seruan-seruan terbuka untuk menghentikan serangan dan agar dicapai gencatan senjata jangka panjang. Juga melalui menteri-menteri yang mengunjungi Gaza dengan dalih dukungan dan solidaritas. Entitas Yahudi menghentikan serangannya untuk membuka kesempatan bagi para menteri itu menekan otoritas Gaza agar menerima gencatan senjata untuk menjaga keamanan Yahudi. Dalam konteks inilah direktur intelijen Mesir Brigjen Muhammad Rafat Shahatah dalam kapasitasnya sebagai mediator antara otoritas Gaza dan entitas Yahudi, bertemu dengan ketua Kantor Politik Gerakan Hamas, Khalid Meshal, pada hari Sabtu untuk membahas peredaan.
Rezim Arab boneka, terutama otoritas Palestina, rezim Mesir, dan Qatar, mereka begitu menikmati kehinaan dan kerendahan sehingga darah anak-anak tidak menggerakkan mereka. Teriakan minta tolong orang-orang yang melakukan perlawanan di tengah mereka juga tidak meggerakkan semangat dan emosi mereka untuk membela para wanita dan orang-orang tua Palestina. Bahkan mereka hanya mencukupkan diri bersikap diam sehingga musuh menganggap sikap diam mereka penuh tanda tanya; bisa saja mereka menggerakkan pasukan untuk membalas serangan musuh. Tapi nyatanya bukan seperti itu, sebaliknya mereka justru menyatakan secara terang-terangan bahwa mereka tidak akan menyerang dan tidak akan berperang dan bahwa mereka hanya memediasi antara pihak penyerang dengan korban. Hal itu membuat entitas Yahudi makin arogan dan agresif menyerang.
Warga Palestina dan seluruh kaum Muslimin memahami betul kehinaan rezim-rezim di dunia Islami termasuk Arab. Karena itu mereka bangkit dan melakukan revolusi menumbangkan penguasa mereka untuk membebaskan diri dari penguasanya dan dari kehinaan, aib, dan kerendahan yang dilekatkan kepada mereka oleh penguasa dhirar itu. Kaum Muslimin –dan yang terdepan adalah Hizbut Tahrir- berjuang untuk mengangkat seorang Khalifah di Daulah al-Khilafah ar-Rasyidah kedua, untuk memimpin mereka di medan jihad dan istisyhad untuk membela warga Palestina dan membebaskan Palestina secara keseluruhan dari pendudukan Yahudi perampas; dan membebaskan seluruh negeri kaum Muslimin yang diduduki serta membela kaum Muslimin yang tertindaas di seluruh penjuru duna. Dan sungguh kami memohon kepada Allah SWT agar hal itu terealisasi dalam waktu dekat atas izin Allah dan pada hari itu kaum Mukminin merasa gembira berkat pertolongan Allah SWT.
] وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ[
Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya. (TQS Yusuf [12]: 21)
subhanallah analisis yg bgs.. nanti waktu kan memperlihatkan yg hak