Entitas Yahudi terkutuk yang bernama “Israel”, pada hari Rabu 14 November 2012 telah melancarkan serangan terhadap kota Gaza, akibatnya tidak sedikit kaum Muslim di sana yang terbunuh dan melukai ratusan lainnya. Dalam menghadapi aksi kebencian dan permusuhan entitas Yahudi ini, di antara para penguasa negeri-negeri Islam justru berlomba membuat pernyataan yang menyusahkan dan menunjukkan kebodohannya.
Perdana Menteri Erdogan, sebelum kunjungannya ke Mesir, ia menelepon Obama dan Putin. Seperti biasanya, ia pun menyerukan perdamaian di saat konferensi pers bersama yang diselenggarakan bersama dengan rekan Mesirnya, Muhammad Mursi. Erdogan yang bekerja tanpa rasa lelah dan bosan untuk kepentingan rencana Amerika terkait proyek dua negara di Palestina menjelaskan dengan telanjang bahwa serangan entitas Yahudi merupakan penghalang bagi solusi ini. Pertanyaan yang muncul adalah: “Bagaimana bisa seorang penguasa Muslim melihat bahwa serangan entitas Yahudi sebagai penghalang bagi proyek dua negara yang jelas-jelas merupakan proyek kotor Amerika di Palestina? Apakah darah suci kaum Muslim yang ditumpahkan sejak tahun 1948 sampai hari ini tidak memiliki nilai di mata para penguasa ini?
Setelah kembalinya Erdogan ke Turki, di saat menghadiri pertemuan partai, ia mengatakan: “Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Dewan Keamanan telah membuat beberapa resolusi sejak awal berdirinya sampai hari ini, hanya saja belum ada penerapan sanksi apapun, khususnya terhadap Israel. Sehingga, untuk alasan itu, saya bisa mengatakan bahwa saya tidak percaya akan keadilan PBB.”
Mendengar pernyataan ini, kami bertanya pada Erdogan: “Jika Anda benar-benar tidak percaya pada PBB, mengapa Anda mengundang mereka untuk menjadi bagian dari masalah Suriah.” Padahal hilangnya keadilan PBB adalah fakta yang jelas, karena lembaga ini didirikan dengan tujuan untuk menjaga kepentingan Barat dan Amerika. Sehingga lembaga ini sekarang pun bekerja untuk tujuan tersebut. Jelasnya bahwa perkataan Anda tidak percaya akan keadilan PBB adalah palsu. Allah SWT berfirman: “Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan kecuali dusta.” (TQS. Al-Kahfi [18] : 5).
Erdogan juga menambahkan pada pertemuan yang sama, bahwa “Kami memiliki tiga pilihan, yaitu melakukan intervensi dengan kekuatan kami, dengan lisan kami, dan kami mengingkarinya dengan dengan hati kami…. Hari ini mereka, namun besok adalah kami. Sehingga jika kita mati, maka kita mati sebagai pahlawan.” Terkait pernyataannya ini, kami katakan sebagai berikut: “Mengingkari dengan hati merupakan perbuatan baik, namun itu perbuatan laki-laki lemah atau perempuan yang tidak berdaya dan kekuatan. Melakukan perubahan dengan lisan adalah perbuatan baik yang dilakukan oleh kaum Muslim, kelompok dan partai-partai Islam yang benar, yang berani menyerukan kebenaran tanpa rasa takut karena Allah akan celaan para pencela. Adapun melakukan perubahan dengan kekuatan adalah perbuatan baik yang dilakukan oleh para negarawan dan ahlun nushrah yang memiliki pengaruh dan kekuatan riil. Perbutan itu harus berupa pengusiran entitas Yahudi di Tanah Suci, tanpa sedikit pun mengakuinya, dan mengirim tentara Islam untuk mewujudkannya.
Setelah semua ini, pekerjaan baik apakah yang Anda berharap ridha Tuhanmu, wahai Perdana Menteri? Jika Anda melakukan salah satu dari perbuatan itu, maka Anda akan hidup di dunia dalam kemuliaa, dan mati dalam kemuliaan, serta beruntung dengan mendapatkat pahala di akhirat. Allah SWT berfirman: “Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya . Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur.” (TQS. Fathir [35] : 10).
Kantor Media Hizbut Tahrir wilayah Turki
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 21/11/2012.